Menjenguk Orang Sakit

Menjenguk Orang Sakit

Tidak selamanya manusia dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, akan tiba masa dimana rasa tidak enak bada, merasa pusing, demam atau lain sebagainya yang dikenal sebagai kondisi sakit. Kondisi yang membuat manusia semakin lemah dan tidak berdaya untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini Rasulullah memberikan tauladan bagaimana menyikapi orang yang sedang sakit, di antaranya sebagaimana yang tertuang dalam hadits Al-Barra Ibnu ‘Azib dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim

..أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ -صلّى الله عليه و سلّم- بِعِيَادَةِ الْمَرِيْضِ

“Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallama memerintahkan kami untuk menjenguk irang sakit…” [Bukhari da Muslim]

menjenguk orang sakit selain menjalankan salah satu sunnah Rasulullah namun juga akan membangun hubungan sosial yang baik antara sesama manusia karena munculnya rasa empati, rasa iba sehingga akan menghilangkan perasaan ingin melukai perasaan atau anggota tubuh baik secara verbal atau tindakan anggota badan.

Dalam menjalankan sunah menjenguk orang sakit terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan adabnya, seperti membawa buah tangan guna membuat orang sakit sedikit terhibur, tidak berlama-lama, mengingatkan keutamaan sabar agar orang sakit lebih menerima keadaan sakitnya dan mendoakan untuk kesembuhannya.

Dalam hadits yang lain, ‘iyadatul maridh (menjenguk orang sakit) merupakan salah satu hak seorang muslim yang wajib dipenuhi oleh muslim lainya. Hadits tersebut diterima oleh sahabat Abu Hurairah dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim

حَقُّ الْمُسْلِمْ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلَامِ وَ عِيَادَةُ الْمَرِيْضِ وَ اتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَ إِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَ تَشْمِيْتُ الْعَاطِشِ

“Hak seorang muslim atas muslim lainnya adalah: menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, menjawab undangan dan mendoakan orang bersin”.

Wallahu a’lamu bishawab

Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Mudir Pesantren MAQI)