Tahapan Kedua Turunnya AL-Quran
Setelah sebelumnya kita bahas tahapan pertama turunnya Al-Quran dari lauhu al-mahfudz ke baitu al-‘izzah di langit dunia dan juga dalil naqli yang berkaitan dengannya. Maka pada kali ini akan dihabas (in syaa Allah) tahapan kedua turunnya Al-Quran dari baitu al-‘izzah ke Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pada tahapan kedua ini, Al-Quran diturunkan secara munajjaman ( berangsur-angsur) selama bi’tsah (masa pengutusan) Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam terhitung kurang lebih 23 tahun yakni sejak Nabi muhammad diutus. Sebagai dasar atas tahapan kedua turunnya Al-Quran, Allah ‘azza wa jalla berfirman :
وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَ نَزَّلْنَاهُ تَنْزِيْلًا (الإسراء : 106)
Artinya: dan Al-Quran (kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan kami menurunkannya secara bertahap. (Al-isra : 106)
وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَالِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيْلًا (الفرقان : 32)
Artinya: dan orang-orang kafir berkata “kenapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya secara sekaligus?” demikianlah, agar kami meneguhkan hatimu (Muhammad) dengannya dan kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar). (Al-furqan : 32)
Dikisahkan, orang yahudi dan orang-orang musyrik mencela Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam atas turunnya Al-Quran secara berangsur-Angsur. Mereka mengusulkan kepada Nabi agar hendaknya Al-Quran diturunkan secara keseluruhan saja: “ Ya Aba Qasim! Mengapa Al-Quran tidak diturunkan sekaligus, sebagaimana taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa?” Kemudian Allah ‘azza wa jalla menurunkan dua ayat tersebut sebagai jawaban atas permintaan mereka.
Imam Az-Zarqani menyebutkan dua hal tentang ini:
- bahwa A-Quran diturunkan secara terpisah kepada Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam.
- bahwa kitab-kitab samawiyyah sebelumnya diturunkan secara utuh sekaligus, sebagaimana masyhur dikalangan ulama , bahkan telah menjadi ijmak mereka.
Bukti adanya dua pengertian di atas adalah bahwa Allah ‘Azza wa jalla tidak menapikan pengakuan mereka bahwa kitab-kitab samawiyyah sebelum Al-Quran diturunkan secara sempurna dalam satu waktu. Bahkan Allah ‘azza wa jalla menjawab mereka dengan menerangkan hikmah turunya Al-Quran secara berangsur-angsur. Seandainya turunya kitab-kitab samawiyyah terdahulu itu secara berangsur-angsur seperti Al-Quran, pasti Allah Akan menjawab kedustaan mereka, dan tentu akan mengumumkan bahwa menurunkan secara berangsur-angsur itu menjadi sunnatullah bagi para nabi sebelumnya.
Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Bidang Kesantrian Pesantren MAQI)