Ulumul Quran

Syarat-Syarat Diterimanya Tafsir Al-Isyari

Tafsir al-Isyari tidaklah dapat diterima apabila tidak memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

  • Tidak meniadakan makna lahir dari ayat yang ditakwilkan
  • Tidak menyatakan bahwa makna isyarat itu merupakan murad (maksud sebenarnya) satu-satunya tanpa ada makna lahir.
  • Hendaknya suatu takwil tidak terlalu jauh sehinggatidak sesuai dengan lafal, sebagaimana penafsiran kelompok al-bathiniyyah tentang firman Allah ‘Azza wa Jalla yang berbunyi:

وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُوْدَ (النمل: 16)

Artinya: dan sulaiman mewarisi (menggantikan) ayahnya Daud (QS. An-nahl: 16)

Menurut kelompok al-bathiniyyah, Ali Ibnu Abi Thalib r.a mewarisi dari Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Nabi sulaiman mewarisi dari Nabi Daud a.s.

  • Hendaknya takwil tersebut tidak bertentangan dengan syara’ maupun akal.
  • Hendaknya dalam takwil atau isyarat itu tidak menimbulkan keraguan pemahaman manusia.

Tanpa syarat-syarat di atas, suatu tafsir yang diisyaratkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepada hamba yang dibukakan hati-Nya tidaklah dapat diterima. Sebab jika tidak memenuhi syarat-syarat tersebut dapat masuk keranah tafsir bi al-ra’yi yang dilarang atau panfsiran yang didasarkan kepada hawa nafsu saja.

Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Bidang Kesantrian Pesantren MAQI)

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Hubungi Kami
Admin Pesantren MAQI
Assalamu'alaikum
Adakah yang bisa kami bantu?
Advertisment ad adsense adlogger