Khutbah Jumat

Merdeka Lahir Batin

 

Kaum Muslimin rahimakumullah

Tepat tinggal beberapa hari lagi kita akan berjumpa dengan hari kemerdekaan 17 agustus 2020, patut kita syukuri akan datangnya hari   kemerdekaan  bagi rakyat Indonesia yang ke-75 ini. Kemerdekaan merupakan rahmat, karunia dan anugerah dari Allah yang wajib kita syukuri bersama dengan cara mempertahankan dan mengisinya dengan amal shalih.

Terutama didalam mewujudkan rasa syukur kita, kita tingkatkan dengan sifat taqwa dengan penuh ketaatan, karena bagaimana pun besarnya suatu nikmat takan pernah bernilai bila justru membawa kepada pembangkangan terhadap perintah-perintah Allah.

Sebab dengan takwa inilah, suatu negeri akan mendapat barokah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sebagaimana firman-Nya:


وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهم بَرَكَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا انُواْ يَكۡسِبُونَ ٩٦

Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan [ayat-ayat Kami] itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS Al-A’raf [7]: 96).

Sebuah kesyukuran dan ketakwaan yang akan mengatarkan negeri kita menjadi negeri yang baik dalam ampunan Allah. Seperti firman-Nya:

…..بَلۡدَةٌ۬ طَيِّبَةٌ۬ وَرَبٌّ غَفُورٌ۬

Artinya: “….. negeri yang baik dan [Tuhanmu] adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. (QS Saba [34]: 15).

Apabila kita lihat makna dari kemerdekaan itu sendiri artinya seseorang mendapatkan haknya untuk hidup untuk dapat memilih sesuatu tanpa ada paksaan dan ancaman. Sebagaimana kita melihat sejarah orang-orang sebelum kita, mereka ditindas atas apa yang mereka pilih, harta benda mereka dirampas dengan cara yang amat kasar, dan mereka dipaksa untuk mematuhi  setiap keinginan sang penguasa. Namun akhirnya mereka bangkit dan berjuang mendapatkan kemerdekaan yang mereka inginkan .

 

Kaum Muslimin rahimakumullah

Begitulah kehidupan berjalan, sebagaimana kemerdekaan itu sudah ada pada diri manusia sejak mereka dilahirkan kedunia ini, Allah sang Pencipta manusia dan se isi alam jagat raya ini memberikan kemerdekaan, sebagaimana perumpamaan kemerdekaan yang terkandung dalam surat Al balad :

وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِۙ

Kami telah berikan kepadanya dua jalan (kebaikan dan keburukan),

Bila kita perhatikan ayat diatas, kita dapat mengambil pelajaran yang amat penting, bahwa manusia yang merdeka adalah mereka yang diberikan pilihan antara dua jalan,  manusia yang tidak diperbudak oleh harta benda  dan hawa nafsu.

Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW :

لاَ تَتَّخِذُوا الضَّيْعَةَ فَتَرْغَبُوْا فِي الدُّنْيَا -رواه الترمذي

“Janganlah engkau menyibukkan diri dengan harta yang banyak, menyebabkan engkau mencintai dunia” (HR. Tirmidzi).

تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْصَةِ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْلَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ

“Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamisah dan khamilah (sejenis pakaian yang terbuat dari wool/sutera). Jika diberi ia senang, tetapi jika tidak diberi ia marah” (HR. Bukhari).

Seorang manusia tidak akan benar-benar dikatakan sebagai manusia yang merdeka bila mana dirinya masih diperbudak oleh harta dunia, karena faktanya seseorang yang telah diperbudak oleh harta dunia dia habiskan seluruh sisa tenaga hidupnya untuk menjaga hartanya. Bukan harta yang menjaga dirinya, tetapi dia yang menjaga hartanya.

 

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

 Sesungguhnya Islam lahir membawa misi kemerdekaan dan kebebasan serta ingin mengantarkan segenap manusia kembali kepada fitrah mereka yang suci. Misi kemerdekaan dan kebebasan yang diperjuangkan oleh Islam merupakan inti dari ideologi yang benar yaitu Tahrirul ‘Ibad Min ‘Ibaadatil ‘Ibaad ilaa ‘Ibaadati Rabbil ‘Ibad “, membebaskan manusia dari penghambaan, belenggu, dari ketergantungan kepada sesama manusia menuju penghambaan dan pengabdian yang totalitas kepada Tuhan sang pencipta makhluk sealam jagad ini.

Manusia yang merdeka adalah mereka yang berani untuk tidak taat kepada manusia yang menyuruh untuk berbuat maksiat kepada Allah. Manusia yang merdeka adalah mereka yang hatinya terbebas dari cinta harta, yang memperhatikan dari manakah hartanya diperoleh dan ke manakah hartanya dikeluarkan. Manusia yang merdeka adalah mereka yang sanggup mengendalikan hawa nafsunya untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Itulah manusia yang merdeka.

أقول ما تسمعون وأستغفر الله  لي ولكم فاستغفروا إنه هو التواب الرحيم 

Khutbah kedua

Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)

 

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Advertisment ad adsense adlogger