Menyakiti Seorang Mukmin adalah Terlarang
Menyakiti Seorang Mukmin adalah Terlarang
Alquran menekankan teramat pentingnya untuk memberi perhatian lebih atau berhati-hati terkait dengan interaksi dengan orang-orang yang bertakwa, sebagaimana dalam surat al-ahzab ayat 58 ditekankan agar jangan sampai interaksi yang dilakukan melukai orang yang bertakwa karena terdapat ancaman berupa dosa
وَالَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّاِثْمًا مُّبِيْنًا ࣖ
“Orang-orang yang menyakiti mukminin dan mukminat, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, sungguh, mereka telah menanggung kebohongan dan dosa yang nyata”. [Al-ahzab 58]
Satu di antara anggota tubuh yang menjadi instrumen interaksi termasuk dengan orang yang bertaqwa adalah mulut. Mulut seringkali menjadi perantara agar apa yang ada di benak fikiran atau hati dapat tersampaikan dan diterima oleh orang lain, namun kerap kali, seseorang tidak dapat memilih dan memilah dengan baik hal apa yang harus diutarakan yang terkadang justru melukai orang lain.
Oleh sebab itu Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan penekanan perihal ciri seseorang dikatan sebagai muslim
المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Seorang muslim itu adalah orang-orang islam yang selamat dari lisan dan tangannya [Imam Bukhari dan Muslim]
Seorang muslim adalah yang mampu memilih perkataan yang akan diutarakan agar tidak melukai muslim yang lain dan bisa menjaga tangan agar tidak menyakiti yang lain.
Seseorang akan diperlakukan sebagaimana dia memoerlakukan seseorang sebagaimana pepatah arab mengatakan
كَيْفَمَا تُعَامِلِ النَّاسَ يُعَامِلُْكَ
Bagaimanapun kamu memperlakukan manusia maka seperti itu pula mereka memperlakukanmu
Wallahu a’lam
Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Mudir Pesantren MAQI)