Al-Quran

Pengaruh Kecemasan Terhadap Imunitas

Di masa seperti ini, semestinya kita mentaati apa yang disampaikan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala didalam Al-Quranul Karim di mana ada masa ketika segala sesuatunya harus dikembalikan hanya kepada para ahli ilmu, dan kita harus menghentikan semua lisan kita sesuai dengan perintah yang terdapat dalam Al-Quran Surat An-Nisa ayat : 83.

وَإِذَا جَآءَهُمۡ أَمۡرٞ مِّنَ ٱلۡأَمۡنِ أَوِ ٱلۡخَوۡفِ أَذَاعُواْ بِهِۦۖ وَلَوۡ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰٓ أُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنۡهُمۡ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِينَ يَسۡتَنۢبِطُونَهُۥ مِنۡهُمۡۗ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ لَٱتَّبَعۡتُمُ ٱلشَّيۡطَٰنَ إِلَّا قَلِيلٗا

 

Kalau datang kepada mereka urusan berupa keamanan dan rasa takut ,mereka (orang-orang yang tidak beriman) menyebarkannya, mengumumkannya, membuka sebuka-bukanya, padahal Allah mengingatkan yang sebenar-benarnya, seharusnya andai mereka mau mengembalikannya itu kepada Rosul (itu poin kesatu), kemudian kepada pemimpin mereka, maka orang-orang yang ahli itu akan punya kemampuan untuk istinbath, istinbath adalah kemampuan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan, seandainya bukan karena karunia Allah subhanahu wa ta’ala dan rahmatnya , maka kalian akan ikuti syetan dan sedikit sekali yang selamat.

Di dalam ayat tersebut ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil, pertama: bahwa yang harus kita lakukan disaat munculnya masalah pada aspek keamanan dan teror, maka semestinya dihindari tema idza’ah ( أذاعوا به ), atau dapat juga di sebut dengan siaran, siaran apapun yang ada di TV, Radio, Media Sosial maka hal-hal demikian termasuk idza’ah.
Mengutip dari ayat diatas, seorang ahli ilmu berkata “ Jika saya ditakdirkan untuk jadi pemimpin dimasa kecemasan akan virus corona seperti sekarang ini, niscaya akan saya tutup semua media sosial yang ada. Itu tepat sekali, karena itu bersifat Qurani. Agar tidak ada celah yang dapat menyebar ketakutan dan kecemasan dikalangan masyarakat”.

Apabila kita telah menyaksikan atau mendengarkan berita tentang Pandemik COVID 19, dan juga membaca postingan-postingan media sosial yang berkaitan dengannya, sedikit demi sedikit akan mendatangkan ketakutan dan kecemasan, itulah kenapa Al-Quran memberikan konsep, pemberhentian siaran di saat kondisi umat ketakutan. Karena hal itu tidak dapat memberikan keuntungan dan pengaruh positif pada orang-orang.

Para ahli kesehatan telah bersepakat, bahwa musuh imunitas tubuh bagi seseorang adalah KECEMASAN.
Kecemasan dan ketakutan merupakan musuh bagi imunitas tubuh, seperti yang diketahui bahwa penyakit flu menular disaat imunitas seseorang sedang memburuk, maka ketika kecemasan itu terjadi, karena penyebaran berita-berita yang disampaikan secara masif oleh media-media terlebih lagi berita yang bersifat hoax, maka orang-orang yang mengkonsumsi hal-hal tersebut dengan tidak diimbangi ilmu yang cukup, maka yang terjadi adalah kecemasan.

Dengan demikian hal yang harus mesti dilakukan adalah penyebaran berita bersifat mencemaskan melalui lisan maupun tulisan. Lisan harus dihentikan ketika membahas masalah meresahkan yang tidak penting dan tidak perlu, apalagi ia hanya menambah rusuh dan tidak memberikan solusi. Sudah semestinya yang kita lakukan adalah untuk menebarkan ketenangan kedamaian memberikan semangat untuk terus berikhtiar dan tawakkal dan yakin dengan pertolongan Allah yang amat besar yaitu iman.

Karena orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang penuh dengan ketenangan, dan kepanikan tidak memiliki tempat di hati mereka, dan apapun situasi dan kodisinya orang-orang beriman selalu percaya akan pertolongan Allah Subhanahu wa ta’ala dan tidak pernah ragu barang sedikit pun

Walhamdulillah.

Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)

Facebook Comments

Pesantren MAQI

Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Advertisment ad adsense adlogger