Lisan Yang Selamat Dunia Akhirat
Daging lemah, basah dan tak bertulang adalah ungkapan untuk anggota tubuh yang ada pada binatang dan manusia, eksistensinya pada tubuh manusia sangatlah dibutuhkan, dan nilainya sangat berguna bahkan terkadang sangat mematikan, jika salah pengendalian sedikit saja nyawa manusia jadi taruhannya, itulah lidah/lisan.
Banyak ungkapan yang terbenak dalam pikiran dalam pembahasan lidah ini, ada banyak pula cerita pula yang sarat akan pengaruh dan dampak darinya. Bahkan Di dalam Al Qur’an dan Hadits pun terdapat banyak dalil yang menyebut-nyebutkannya.
Bagi seorang muslim, lisan merupakan karunia dari Allah SWT yang sangat besar dari sekian banyaknya anggota tubuh yang lain, dengannya seorang muslim dapat mengerjakan amalan-amalan ibadah dengan sempurna seperti membaca Al Qur’an, berdakwah dan berdzikir, dll.
Dalam sebuah ayat, Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” [Al-Ahzab : 70-71]
Ayat diatas menjadi tuntunan bagi seorang muslim agar selalu berkata yang baik dan benar, perhatian dari Allah melalui ayat tersebut sebagai bukti besarnya pengaruh lisan terhadap nilai ketaqwaannya kepada Allah. Dan ketaqwaan yang diterima disisi Allah adalah tatkala seorang muslim berkata sesuai dengan tuntunan syariat.
Pada sebuah hadits pula Rasulullah SAW bersabda :
“ Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat tentatang sesuatu yang diridhai oleh Allah yang tidak ia sadari, sehingga Allah mengangkatnya beberapa derajat . dan sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat tentang sesuatu yang dimurkai Allah, yang ia tidak sadari ternyata menghempaskan dirinya kedalam neraka Jahannam”( HR. Imam Bukhari)
Hadits ini pula menjadi tuntunan dalam menjaga lisan, terutama penjagaan lisan dari pada kata-kata syirik, ghibah, berdusta, kufur, bersumpah atau bersaksi palsu, memaki, mengadu domba dan lain sebagainya, merupakan sebuah kewajiban setiap muslim. Namun bila hal itu semua menjadi sebuah karakter seseorang, sama saja seakan ia melemparkan dirinya kedalam jurang api neraka, sebagai mana yang dikatakan dalam hadits.
Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan, dengan arti sebagai berikut,” celaka kamu wahai Muadz, bukankah manusia tersungkur wajah mereka kedalam Api Neraka melainkan karena hasil buah lisannya.[1]
Salah seorang Ulama Islam[2] berkata: Siapa yang banyak hartanya banyak dosanya, siapa yang banyak berbicara banyak dustanya, siapa yang berakhlak buruk telah menyiksa dirinya.[3]
Imam Ibnul Mubarak berkata, “Jagalah lisanmu, karena lisan lebih cepat membunuh pemiliknya. Dan lisan adalah kotak posnya hati yang bisa menunjukkan bobot akal seseorang.”
Kesimpulannya adalah bahwa ketika seorang muslim terlepas lisannya dari kata-kata dusta, yang dapat menyakiti pendengarnya dan senantiasa selalu menyebarkan kata-kata yang baik pada orang lain, maka dia telah meraih keselamatan di dunia maupun diakhirat.
[1] Shahih: Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam Sunannya, no. 2616 dan Imam Ibnu Majah dalam Sunannya, no. 3973.
[2] Imam Hasan Bashri,red.
[3] Lihat Hatus Salaf Bainal Qaul wal Amal, Ahmad bin Nashir at-Thayyar, hal.600
Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)