Dai’, Antara Ancaman dan Kabar Gembira
Dai’, Antara Ancaman dan Kabar Gembira
Dilihat dari kamus offline “kamus arab indonesia”, dai’ bermakna :
- الدَاعِي ج دُعَاة : yang berda’wah ( da’i )
- الدَّاعِي ( ج دُعَاةٌ ) : pengajak
Dijelaskan pada makna dai’ no satu, bahwa dua’t adalah bentuk jamak dari dai’. Kalau dai bermakna satu orang yang berdakwah, maka dua’t artinya para pendakwah, atau para pengajak.
Dan dai’ juga memiliki makna yang sama dengan muballigh. Dai’ artinya yang mengajak, sedangkan muballigh adalah orang yang menyampaikan.
Dan esensi dari keduanya sama-sama mengajak dan menyeru kepada diin al-islam, atau menyampaikan ajaran dan ajakan islam.
Dan menjadi orang yang senantiasa menyeru kepada islam dengan keikhlasan itu, memiliki keuntungan yang besar. Sebagaimana Alloh berfirman dalam surat ali imron ayat 104:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
(Ali Imran 3:104) : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Dalam ayat ini ada perintah bagi kita agar menjadi umat yang senantiasa menyeru kepada kebaikan, menyuruh yang baik, dan melarang yang munkar. Dan perhatikan akhir dari ayat tersebut !
”wa ulaaika humul muflihuun”
Muflihun berarti orang-orang beruntung, sukses.
Kalau alloh telah mengatakan “sukses”, maka manusia mana yang bisa mengatakan dia “rugi” ?
Namun, disamping besarnya keuntungan menjadi dai’, ternyata ada pula ancaman bagi seorang dai’. Sebagai mana hadits dari usamah :
حديث أسامة قيل له: لو اتيت فلانا فكلمتهز قال: انكم لترون أنى لا أكلمه الا اسمعكم. انى اكلمه الا اسمعكم. انى أكلمه فى السر, دون أن افتح بابا لا اكون اول من فتحه. ولا اكل لرجل, أن كان على أميرا :انه خير الناس, بعد شىء سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم قالوا: وما سمعته يقول؟ قال سمعته يقول: يجاء بالرجل يوم القيامة, فيلقى فى النار, فتندلق أفتابه فى النار, فيدور كما يدور الحمار برحاهو فيجتمع اهل النار عليه, فيقولون: أى فلان! ما شأنك؟ اليس كنت تأمرون بالمعروف, وتنهى عن المنكر؟ قال: كنت امركم بالمعروف ولا اتيه, وانها كم عن المنكر واتيه. (متفق عليه)
Artinya: Usamah r.a ketika ditanya: mengapakah anda tidak pergi kepada fulan itu untuk menasehatinya. Jawabnya: kalian mengira aku tidak bicara kepadanya melainkan jika kamu dengar, sungguh aku telah menasehatinya dengan rahasia, jangan sampai akulah yang membuka pintu, yang aku tidak ingin menjadi pertama yang membukanya, dan aku tidak memuji orang itu baik meskipun ia pimpinanku setelah aku mendengar rosulullah saw bersabda: orang bertanya: apakah yang anda dengar dari rosulullah Saw? Jawab Usamah: aku telah mendengar rosulullah Saw bersabda; aku dihadapkan seorang pada hari qiamat kemudian dibuang kedalam neraka, maka keluar usus perutnya dalam neraka, lalu ia berputar-putar bagaikan himar yang berputar dipenggilingan, maka berkumpullah penghuni neraka padanya dan berkata: hai fulan mengapakah anda? Tidakkah dahulu engkau menganjurkan kami untuk berbuat baik dan mencegah dari yang munkar? Jawabnya: benar aku menganjurkan kepadamu kebaikan tetapi aku tidak mengerjakannya, dan mencegah kamu dari yang munkar tapi aku melakukannya.
Sumber: Lu’lu’ wal marjan (1882)
Hadits ini memberikan ancaman bagi seorang dai’ yang menyampaikan kebenaran, namun ia tidak mengamalkan. Maka akibat yang ia akan dapatkan adalah dimasukan kedalam neraka, kemudian usus perutnya keluar, dan ia berputar-putar ibarat keledai yang sedang mengitari penggilingannya.
Lantas bagaimana kita harus menyikapi ancaman sebagai dai’ disatu sisi, dan disisi lain kita diberikan harapan yang begitu besar? apakah kita harus mundur ? tentu jawabannya tidak. Justru kita harus tetap bergerak dengan terus menyampaikan kebaikan dan senantiasa dengan sekuat tenaga mengamalkan titah dan perintah Alloh. Agar apa? agar kita mendapat kebaikan Alloh dan dijauhkan dari siksaNya. Wallohu a’lam bis showab.
Penulis: Ustadz Nur Falah (Staff Pengajar Pesantren MAQI)