Adab Wudhu
ADAB WUDHU
- Membaca basmallah sebelum wudhu
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ زَيْدٍ ر قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ لَا وُضُوْءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللهِ عَلَيْهِ (رواه الترمذي)
Dari Sa’id bin Zaid r.a berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak sempurna wudhu bagi siapa yang tidak menyebut nama Allah pada wudhunya.” (HR. Tirmidzi)
- Siwak
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ بِوُضُوءٍ أَوْ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ سِوَاكٌ وَلَأَخَّرْتُ عِشَاءَ الْآخِرَةِ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ (رواه أحمد)
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Sekiranya tidak memberatkan umatku sungguh akan aku perintahkan kepada mereka untuk bersiwak pada setiap wudhu, ” atau beliau mengatakan, “Pada setiap kali berwudhu, dan aku perintahkan untuk mengakhirkan shalat Isya sehingga sepertiga malam.” (HR. Ahmad)
- Menyempurnakan wudhu
عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُجْمِرِ قَالَ رَأَيْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَتَوَضَّأُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي الْعَضُدِ ثُمَّ يَدَهُ الْيُسْرَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي الْعَضُدِ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي السَّاقِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي السَّاقِ ثُمَّ قَالَ هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَتَوَضَّأُ وَقَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتُمْ الْغُرُّ الْمُحَجَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ إِسْبَاغِ الْوُضُوءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ فَلْيُطِلْ غُرَّتَهُ وَتَحْجِيلَهُ (رواه مسلم)
Dari Nu’aim bin Abdullah al Mujmir ia berkata, “Aku melihat Abu Hurairah berwudhu,ia membasuh muka dan membaguskannya, membasuh tangan kanannya hingga lengan atas serta membasuh tangan kirinya hingga lengan atas. Setelah itu mengusap kepala, membasuh kaki kanannya hingga betis dan membasuh kaki kirinya hingga betis. Kemudian berkata; ‘Seperti inilah aku melihat Rasulullah ﷺ berwudhu.” Abu Hurairah berkata; ‘Rasulullah ﷺ kemudian bersabda, “Kalian akan bersinar pada hari kiamat disebabkan karena bekas wudhu’, maka barangsiapa dari kalian yang mampu memperluas sinar tersebut, lakukanlah.” (HR. Muslim)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang dapat menghapus kesalahan dan mengangkat derajat?” Mereka menjawab, ‘Tentu, wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda, “Menyempurnakan wudhu pada anggota badan yang tidak disukai, banyak berjalan ke masjid, dan menunggu shalat berikutnya setelah shalat, itulah ribath.” (HR. Muslim)
- Tidak berlebihan dalam menggunakan air
عَنْ أَبِي نَعَامَةَ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مُغَفَّلٍ سَمِعَ ابْنَهُ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْقَصْرَ الْأَبْيَضَ عَنْ يَمِينِ الْجَنَّةِ إِذَا دَخَلْتُهَا فَقَالَ أَيْ بُنَيَّ سَلْ اللَّهَ الْجَنَّةَ وَتَعَوَّذْ بِهِ مِنْ النَّارِ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ إِنَّهُ سَيَكُونُ فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِي الطَّهُورِ وَالدُّعَاءِ (رواه أبو داود)
Dari Abu Na’amah bahwasanya Abdullah bin Mughaffal pernah mendengar anaknya berdoa dengan mengucapkan, “Ya Allah, Sesungguhnya saya memohon kepada-Mu istana putih di sisi kanan surga apabila saya memasukinya.” Maka Abdullah bin Mughaffal berkata, “Wahai anakku, mintalah surga kepada Allah dan berlindunglah kepada-Nya dari neraka, sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya akan ada suatu kaum dari umat ini yang berlebih-lebihan dalam hal bersuci dan berdoa.” (HR. Abu Daud)
- Mencuci 2 telapak tangan
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ الْأَنْصَارِيِّ وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ قَالَ قِيلَ لَهُ تَوَضَّأْ لَنَا وُضُوءَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَدَعَا بِإِنَاءٍ فَأَكْفَأَ مِنْهَا عَلَى يَدَيْهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلَاثًا (رواه مسلم)
Dari Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim al-Anshari salah seorangh sahabat, ia mengatakan bahwa ia pernha ditanya, ‘Tunjukkan kepada kami cara wudhu Rasulullah ﷺ!’ Abdullah lalu minta bejana (berisi air), ia menuangkannya pada kedua tangannya dan membasuhnya tiga kali. (HR. Muslim)
- Berkumur-kumur dan menghirup air kehidung dari satu cidukan (air)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِي وَصْفِ وُضُوْءِ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مِنْ كَفٍّ وَاحِدَةٍ فَفَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثًا (رواه مسلم)
Dari Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim al-Anshari r.a dalam sifat wudhu Rasulullah ﷺ Kemudian memasukkan tangannya dan mengeluarkannya, berkumur dan menghirup air ke hidung dari satu telapak tangan. Ia mengerjakannya tiga kali. (HR. Muslim)
- Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki
عَنْ عَاصِمِ بْنِ لَقِيطِ بْنِ صَبِرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ إِذَا تَوَضَّأْتَ فَخَلِّلْ الْأَصَابِعَ (رواه أحمد)
Dari ‘Ashim bin Laqit bin Shabirah dari bapaknya berkata, saya telah menemui Nabi ﷺ lalu beliau bersabda, “Jika kamu berwudhu maka silangilah jari-jari.” (HR. Ahmad)
عَنِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ قَالَ: إِذَا تَوَضَّأْتَ فَخَلِّلْ بين أَصَابِعَ يَدَيْكَ وَرِجْلَيْهكَ (رواه الترمذي)
Dari Ibnu Abbas r.a bahwa sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda “Jika kamu berwudhu maka silangilah jari-jari tanganmu dan kakimu.” (HR. Tirmidzi)
- Melebihkan isytinsyaq
عَنْ لَقِيطِ بْنِ صَبِرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي عَنْ الْوُضُوءِ قَالَ أَسْبِغْ الْوُضُوءَ وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا (رواه الترمذي)
Dari Laqhith bin Shabirah dari ayahnya berkata; Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku tentang wudhu?” Beliau menjawab, “Sempurnakanlah wudhu, basuhlah sela-sela jarimu dan beristinsyaqlah lebih dalam kecuali jika kamu sedang berpuasa” (HR. Tirmidzi)
- Menyela-nyela jenggot yang lebat
عَنْ أَنَسٍ يَعْنِي ابْنَ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَانَ إِذَا تَوَضَّأَ أَخَذَ كَفًّا مِنْ مَاءٍ فَأَدْخَلَهُ تَحْتَ حَنَكِهِ فَخَلَّلَ بِهِ لِحْيَتَهُ وَقَالَ هَكَذَا أَمَرَنِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ (رواه أبو داود)
Dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah ﷺ apabila berwudhu beliau mengambil air dengan telapak tangannya, lalu memasukkannya ke bawah dagunya lalu beliau menyela-nyela di antara jenggotnya dan bersabda, “Beginilah Rabb-ku ‘Azza wa Jalla memerintahkan aku.”
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يُخَلِّلُ لِحْيَتَهُ (رواه الترمذي)
dari Utsman bin ‘Affan bahwa Nabi ﷺ menyela-nyela jenggotnya.” (HR. Tirmidzi)
- Menjaga wudhu
عَنْ ثَوْبَانَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَاعْمَلُوا وَخَيِّرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمْ الصَّلَاةُ وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ (رواه أحمد)
Dari Tsauban berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, “Tujulah jalan yang benar, mendekatlah, bekerjalah, pilihlah dan ketahuilah bahwa amalan terbaik kalian adalah shalat dan tidak ada yang memelihara wudhu kecuali orang mukmin.” (HR. Ahmad)
- Berdo’a setelah wudhu
عَنْ عُمَرَ ابْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ حِينَ يَفْرُغُ مِنْ وُضُوئِهِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ (رواه مسلم)
Dari ‘Umar bin Khatab r.a bahwa sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda “Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya melainkan pintu surga yang delapan akan dibukakan untuknya. Dia masuk dari pintu manapun yang dia kehendaki’.” (HR. Muslim)
- Shalat 2 raka’at setelah wudhu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ لِبِلَالٍ عِنْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ يَا بِلَالُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الْإِسْلَامِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلَّا صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ (رواه البخاري)
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Nabi ﷺ berkata, kepada Bilal radhiallahu’anhu ketika shalat Fajar (Subuh): “Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal yang paling utama yang sudah kamu amalkan dalam Islam, sebab aku mendengar di hadapanku suara sandalmu dalam surga”. Bilal berkata, “Tidak ada amal yang utama yang aku sudah amalkan kecuali bahwa jika aku bersuci (berwudhu’) pada suatu kesempatan malam ataupun siang melainkan aku selalu shalat dengan wudhu tersebut disamping shalat wajib”. (HR. Bukhari)
Penulis : Ustadz Fairuuz Faatin (Bidang Perkantoran & Bendahara Pesantren MAQI