Al-Quran

10 Kewajiban yang Tidak Boleh Ditinggalkan (2)

Yang keempat, menyempurnakan sholat tepat pada waktunya, hal ini berdasarkan pada firman Allah,

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan sholat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sungguh, sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”(An Nisa:103)

Pada akhir ayat diatas dinyatakan bahwa sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. Karenanya setiap muslim tidak diperkenankan meninggalkan kewajibannya.

Yang kelima, yakin dengan rizqi yang telah dijanjikan oleh Allah bagi orang-orang mukmin, sebagaimana binatang pun telah Allah tentukan rizqinya,

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).(Hud:6)

Yang keenam, Qonaah merasa cukup dengan nikmat yang diberikan oleh Allah,

اَهُمْ يَقْسِمُوْنَ رَحْمَتَ رَبِّكَۗ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيْشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۙ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗوَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.(Az Zukhruf:32)

Pada pertengahan ayat Allah menegaskan bahwa Dialah yang menentukan penghidupan mereka dikehidupan dunia, maka dari itu sikap terpuji bagi seorang muslim ketika mendapatkan penghasilan, hendaknya merasa cukup, agar tidak kufur terhadap rizki yang didapatkannya.

Yang ketujuh, Tawakkal yaitu menyandarkan segala permasalahan dunianya kepada Allah, sebagamana firman Allah Ta’ala,

وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.” (Al Maidah: 23)

Kedelapan, sabar dalam mengerjakan perintah Allah dan atas musibah yang menimpanya, karena sabar merupakan sifat mutlaq pada diri setiap mukmin, bahkan derajat orang-orang yang sabar begitu tinggi disisi Allah, sebagaimana firman Allah Subahanahu  wa ta’ala,

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ

Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Robbmu, (Al Qalam:43)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (Ali Imran: 200)

Yang Kesembilan, selalu bersyukur atas karunia nikmat dari Allah, sebagaimana firman Allah Azza wa jalla,

فَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّاشْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.(An Nahl:114)

Karunia nikmat yang pertama adalah kesehatan, kemudian nikmat yang terbesar adalah Dienul Islam. Kemudian bersyukur atas nikmat-nikmat yang lainnya yang tak terhitung jumlahnya,

وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.(An Nahl: 18)

Yang terakhir adalah senantiasa mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan baik, karena makanan merupakan kebutuhan dasar yang tak bisa ditinggalkan manusia, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. (Al Baqarah: 168)

Wallahu A’lam Bis Showab

Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.