Tafsir Al-Isyari
Tafsir al-isyari merupakan ta’wilu Al-Quran yang berbeda dengan lahirnya lafal atau ayat, karena isyarat-isyarat yang sangat rahasia yang hanya diketahui oleh sebagia ulu al-ilmi (oyang mempunyai ilmu dan arifin (orang ma’rif kepada Allah)) dari orang-orang yang telah diterangi matahatinya, sehingga mereka mampu menemukan rahasia-rahasia Al-Quran. Atau bahkan sebagian sebagian makna-makna yang detail itu tertuang dalam hati mereka lantaran ilham ilahi, yang memungkinkan mereka mampu mempertemukan makna tersebut dengan lahirnya murad (tujuan atau maksud) ayat-ayat yang mulia.
Dalam tafsir al-isyari, seorang mufassir akan melihat makna lain selain makna lahir yang terkandung dalam suatu ayat. Namun makna lain itu tidak Nampak bagi setiap orang, kecuali orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah dan diterangkan matahatinya. Sebagai mana tersebut dalam kisah antara Khidhir dan musa AS. Allah berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 65:
فَوَجَدَا عَبۡدٗا مِّنۡ عِبَادِنَآ ءَاتَيۡنَٰهُ رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِنَا وَعَلَّمۡنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلۡمٗا
Artinya : (setelah keduanya sampai di tempat itu) keduanya mendapati seorang hamba-hamba kami (Khidhir) yang telah kami ajarkan kepadanya ilmu dan sisi kami.( QS al-Kahfi : 65)
Ilmu tersebut bukanlah ilmu al-kasbi yang bisa didapat dengan cara membaca dan menghafal, akan tetapi ia merupakan ilmu laduni, yaitu ilmu pemberian yang boleh dikatakan sebagai pengaruh ketakwaan, istiqamah dan kebajikan. Sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam firman-Nya:
وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ
Artinya: takutlah kepada Allah, Allah yang mengajarkan kepadamu dan Allah mengethui segala sesuatu. (QS al-Baqarah: 282)
Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Bidang Kesantrian Pesantren MAQI)