Hadits

Etika Bepergian Seorang Muslim (2)

Media transfortasi saat ini telah berkembang sangat pesat menjadi alat transfortasi yang nyaman dan super cepat. Maka tidak dipungkiri sekarang banyak orang yang melakukan safar keberbagai tempat sehingga sering terjadi kemacetan dijalan. Oleh sebab itu, agar perjalanan yang dilakukan bernilai sebagai amal saleh, maka kita perlu melaksanakannya sesuai etika yang ada dalam Islam. Tulisan ini sengaja disusun sebagai tuntunan adab bepergian bagi segenap kaum muslimin. Diantaranya;

  1. Do’a agar dimudahkan dalam perjalanan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُسَافِرَ فَأَوْصِنِي قَالَ عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالتَّكْبِيرِ عَلَى كُلِّ شَرَفٍ فَلَمَّا أَنْ وَلَّى الرَّجُلُ قَالَ اللَّهُمَّ اطْوِ لَهُ الْأَرْضَ وَهَوِّنْ عَلَيْهِ السَّفَرَ (رواه الترمذي)

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa seseorang berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ingin bersafar, maka berilah aku wasiat. Beliau berkata, “Hendaknya engkau bertakwa kepada kepada Allah, dan bertakbir pada tempat tinggi.” Kemudian tatkala orang tersebut telah berpaling beliau mengatakan, “ALLOOHUMMA ATHWI LAHUL ARDHO WAHAWWIN ‘ALAIHIS SAFARO ” Ya Allah, dekatkanlah jarak bumi, dan ringankanlah perjalanannya.” (HR. Tirmidzi)

  1. Do’a saat singgah atau berkemah disuatu tempat

عَنْ خَوْلَةَ بِنْتِ حَكِيمٍ السُّلَمِيَّة تَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ (رواه مسلم)

Dari Khaulah bintu Hakim As Sulamiyyah berkata; aku mendengar Rasululullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang singgah pada suatu tempat kemudian dia berdoa: ‘A’AUUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMAH MIN SYARRI MAA KHALAQ (Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa saja yang Dia ciptakan), ‘ niscaya tidak akan ada yang membahayakannya hingga di pergi dari tempat itu.” (HR. Muslim)

  1. Do’a waktu bermalam diperjalanan

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا سَافَرَ فَأَقْبَلَ اللَّيْلُ قَالَ يَا أَرْضُ رَبِّي وَرَبُّكِ اللَّهُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّكِ وَشَرِّ مَا فِيكِ وَشَرِّ مَا خُلِقَ فِيكِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَدِبُّ عَلَيْكِ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ أَسَدٍ وَأَسْوَدَ وَمِنْ الْحَيَّةِ وَالْعَقْرَبِ وَمِنْ سَاكِنِ الْبَلَدِ وَمِنْ وَالِدٍ وَمَا وَلَدَ (رواه أبو داود)

Dari Abdullah bin Umar, ia berkata; Rasulullah ﷺ apabila bersafar kemudian datang waktu malam, beliau berkata, “YAA ARDHU, RABBII WA RABBUKALLAAH, A’UUDZU BILLAAHI MIN SYARIIKI WA SYARRI MAA FIIKI WA SYARRI MAA KHULIQA FIIKI, WA MIN SYARRI MAA YADIBBU ‘ALAIKI, WA A’UUDZU BILLAAHI MIN ASADIN WA ASWAD, WA MINAL HAYYATI WAL ‘AQRAB, WA MIN SAAKINIL BALADI WA MIN WAALIDIN WA MAA WALAD.” (Wahai bumi, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, aku berlindung kepada Allah dari keburukanmu dan keburukan yang ada padamu, dan keburukan apa yang diciptakan padamu, dari keburukan apa yang merayap di atasmu. Dan aku berlindung kepada Allah dari Singa, dan sesuatu yang hitam, dari ular dan kalajengking, dan dari penghuni negeri serta dari orang yang melahirkan serta apa yang ia lahirkan).” (HR. Abu Daud)

  1. Jangan bepergian sendirian diwaktu malam

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ لَوْ أَنَّ النَّاسَ يَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ مِنْ الْوِحْدَةِ مَا سَرَى رَاكِبٌ بِلَيْلٍ يَعْنِي وَحْدَهُ (رواه الترمذي)

Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Sekiranya manusia mengetahui (bahayanya) sendiri sebagaimana yang aku ketahui, maka tidak seorang pun yang akan berjalan sendirian di waktu malam.” (HR. Tirmidzi)

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الرَّاكِبُ شَيْطَانٌ وَالرَّاكِبَانِ شَيْطَانَانِ وَالثَّلَاثَةُ رَكْبٌ (رواه أبو داود)

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, “Orang yang pergi sendiri itu setan, dua orang itu dua syetan, dan tiga itulah rombongan,” (HR. Abu Daud)

  1. Angkatlah amir dalam perjalanan

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ إِذَا خَرَجَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ (رواه أبو داود)

Dari Abu Sa’id Al Khudri, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila ada tiga orang yang keluar dalam suatu perjalanan, maka hendaknya mereka menunjuk salah seorang dari mereka sebagai pemimpin!”  (HR. Abu Daud)

  1. Bersafar di hari kamis

عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَانَ يَقُولُ لَقَلَّمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَخْرُجُ إِذَا خَرَجَ فِي سَفَرٍ إِلَّا يَوْمَ الْخَمِيسِ (رواه البخاري)

Dari Ka’ab bin Malik radhiallahu’anhu pernah berkata; “Sungguh sedikit sekali apabila Rasulullah ﷺ keluar untuk bepergian melainkan beliau melakukannya pada hari Kamis.” (HR. Bukhari)

  1. Bersegeralah pulang ketika sudah selesai keperluan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنْ الْعَذَابِ يَمْنَعُ أَحَدَكُمْ نَوْمَهُ وَطَعَامَهُ وَشَرَابَهُ فَإِذَا قَضَى أَحَدُكُمْ نَهْمَتَهُ مِنْ وَجْهِهِ فَلْيُعَجِّلْ إِلَى أَهْلِهِ قَالَ نَعَمْ (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Perjalanan itu setengah dari siksaan, sebab ia dapat mencegah salah seorang kalian dari tidurnya, makannya dan minumnya, oleh karena itu jika urusan kalian telah selesai, segeralah kembali kepada keluargamu.” Malik menjawab, “Betul.” (HR. Muslim)

  1. Dianjurkan untuk tidak pulang larut malam

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا أَطَالَ أَحَدُكُمْ الْغَيْبَةَ فَلَا يَطْرُقْ أَهْلَهُ لَيْلًا (رواه البخاري)

Dari Jabir bin Abdullah berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika salah seorang dari kalian pergi agak lama, maka janganlah ia mendatangi keluarganya secara mendadak di malam hari.” (HR. Bukhari)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَانَ لَا يَطْرُقُ أَهْلَهُ لَيْلًا وَكَانَ يَأْتِيهِمْ غُدْوَةً أَوْ عَشِيَّةً (رواه مسلم)

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah ﷺ tidak biasa mengetuk pintu rumah keluarganya (mendatangi saat pulang dari perjalanan) di malam hari, namun beliau datang ke keluarganya di pagi hari atau di petang hari.” (HR. Muslim)

  1. Disunatkan shalat dua raka’at dimesjid ketika pulang

عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ بَدَأَ بِالْمَسْجِدِ فَرَكَعَ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ جَلَسَ لِلنَّاسِ (رواه أبو داود)

Dari Ka’b bin Malik beliau berkata, Nabi ﷺ apabila datang dari safar beliau memulai dengan mendatangi masjid, kemudian melakukan shalat dua rakaat, dan duduk untuk memenuhi hajat orang-orang. (HR. Abu Daud)

  1. Hendaklah perempuan muslimah tidak bepergian kecuali dengan mahromnya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ تُسَافِرُ مَسِيرَةَ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ عَلَيْهَا (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhirat untuk mengadakan perjalanan sehari semalam kecuali disertai mahramnya.” (HR. Muslim)

Alhamdulillah pembahasan seputar adab bepergian seorang muslim telah selesai. Mudah-mudahan kita dapat mengamlakannya agar menjadi ciri bahwa kita benar-benar cinta kepada Nabi kita semua Muhammad SAW.

Penulis : Ustadz Fairuuz Faatin (Bidang Perkantoran & Bendahara Pesantren MAQI

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.