Karya Ilmiah

Hawalah

Hawalah

Penulis :  Muhammad Sobron Jamil

 

  1. Definisi Hawalah

 

Secara bahasa hawalah atau hiwalah diambil dari kata dasar fiil madhi : haala – yahulu- haulan ( حال – يحول – حولا )  yang secara umum maknanya adalah berpindah atau berubah, dan

Definisi menurut ulama hanafiah adalah memindahkan penagihan dari yang memiliki tanggungan pihak yang memilki hutang (Al-madiin) untuk tanggungan pihak al-multazim atau yang wajib membayar hutang yang disebut al-muhal alaihi.

 

Contoh :

“Abdul meminjamkan uang kepada muhammad sebesar 2000, sedangkan Muhammad memiliki piutang kepada Ahmad sebesar 2000, maka ketika abdul hendak menagih kepada Muhammad maka Muhammad berkata bahwa Ahmad memiliki hutang kepada ku dan engkau dapat menagihnya”

 

  1. Jenis-Jenis Hawalah

Akad hawalah terbagi menjadi dua yaitu Hawalah Muthlaqoh dan Hawalah Moqoyyadah

  1. Hawalah Muthlaqoh

Hawalah muthlaqoh terjadi jika orang yang berhutang (Orang pertama) kepada orang lain (Orang kedua) mengalihkan hak penagihannya kepada pihak ketiga tanpa didasarin pihak ketiga ini berhutang kepada orang pertama, atau dengan kata lain, seseorang memindahkan hutangnya kepad orang lain dan tidak mengaitkan dengan hutang yang ada pada orang itu.

Contoh :

“ Jika zaki berhutang kepada Bani dan Zaki mengalihkan hak penagihan Bani kepada Dani  sedangkan Dani tidak memiliki hubungan utang kepada Bani.

 

  1. Hawalah Muqoyyadah

Hawalah muqoyyadah adalah skema hawalah yang memindahkan tanggung jawab pembayaran hutang pihak pertama kepada pihak kedua.

Contoh :

“ seorang individu A berpiutang kepada pihak B sejumlah 2 juta. Sementara pihak B berpiutang kepada pihak C sebesar 2 juta, kemudian Pihak B mengalihkan haknya untuk menuntut piutangnya yang ada di pihak C kepada individu A sebagai ganti pembayaran utang pihak B kepada A”

 

  1. Dasar Hukum Hawalah
  2. Al-Qur’an

 

وَاِنْ كَانَ ذُوْ عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ اِلٰى مَيْسَرَةٍ ۗ وَاَنْ تَصَدَّقُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Terjemahan :

“ Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampao dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui ”

 

 

  1. Hadist

Sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shalllahu alaihi wasallam bersabda. “ Menunda-nunda pembayaran utang dari orang yang mampu membayarnya adalah perbuatan zalim. Dan apabila (Utang) salah seorang dari kamu dipindahkan penagihannya kepada orang lain yang mampu, hendaklah ia menerima (HR. Ahmad dan Abi Syaibah)

 

  1. Ijma

Para ulama sependapt dalam membolehkan kegiatan hawalah. Hawalah diperbolehkan untuk utang yang bukan wujud barang/benda, sbeab hawalah ialah pengalihan utang, oleh karena itu wajib dibayar oleh yang memiliki kewajiban dan mampu secara finansial.

 

  1. Rukun-Rukun Hawalah

Rukun dari hawalah a sebagai berikut :

  1. Pihak kesatu, muhil ilalah individu yang memiliki utang dan sekaligus pihak yang berpiutang
  2. Kedua, muhal atau muhtal ialah yang memberikan utang kepada seseorang yang memiliki utang.
  3. Ketiga muhal ‘alaih ialah seseorang yang memiliki utang kepada pihak kedua dan wajib membayar hutang kepada yang memebrikan utang pihak ketiga
  4. Memiliki utang dari pihak kesatu kepada pihak kedua, muhal bih ialah utang pihak kesatu atau muhil kepada pihak kedua atau muhtal.
  5. Adanya utang dari muhal alaih terhadap muhal, dan utang muhal ‘alaih kepada muhil.
  6. Ada pernyataan hiwalah atau sighoh.

 

  1. Fatwa DSN MUI Terkait Akad Hiwalah

Dalam fatwa DSN MUI Nomor 12 tahun 2000 dijelaskan terkait akad hawalah, disebutkan definisi dari akad hawalah yaitu akad pengalihan  utang dari satu pihak yang berutang kepada pihak yang lain yang wajib menanngung (membayar)-nya. Begitu juga disebutkan bahwa akad hawalah ini memiliki kewajiban yang harus ditunaikan semua pihak yang berakad yaitu muhil, muhal/muhtal dan muhal alaihi dan apabila salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan diantara para pihak maka diselesaikan melalui Badan Arbitrase Syariah yang mana setalah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

 

Demikian penjelasan terkait akad hawalah dan contohnya, semoga kita dapat melaksanakanmnya dan terhindar dari akad-akad yang dilarang.

 

 

 

 

 

Facebook Comments

Pesantren MAQI

Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.