Hadits Qudsi dan Perbedaannya dengan Al-Qur’an
Pengertian Hadits Qudsi dan Perbedaannya dengan Al-Qur’an
Kata quds artinya suci dan bersih. Kalau dikatakan hadits ilahi maka itu hadits yang dinisbatkan kepada ilah/tuhan, kalau dikatakan hadits rabbani maka hadits itu dinisbatkan kepada kata rab/tuhan. Maka hadits qudsi adalah hadits yang dinisbatkan kepada tuhan yang maha suci/ alquds yaitu Allah SWT. Adapun makna secara istilah adalah sebuah perkataan yang disandarkan oleh Nabi shollalahu ‘alaihi wasallam kepada Allah SWT. Dari pada selain Al-Qur’an.
Contohnya:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالٰى : يَا عِبَادِيْ إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلٰى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوْا… الحديث.
Artinya : Rosulullah shollalahu ‘alaihi wasallam telah bersabda : Allah tabaroka wata’ala Berfirman : “Wahai hambaku sesungguhnya aku telah mengharamkan kedzoliman terhadap diriku dan aku menjadikannya sesuatu yang diharamkan di antara kalian maka janganlah kalian saling medzolimi…..” al hadits.
Contoh lain seperti perkataan sahabat :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ .. وهكذا
Artinya : Rosulullah shollalahu ‘alaihi wasallam sebagaimana beliau meriwayatkan dari tuhannya ‘azza wajalla… demikian al hadits.
Dinamakan dengan hadits karena datang dari ucapan Nabi shollalahu ‘alaihi wasallam dan dari pada hikayatnya dari tuhannya. Adapun qudsi karena Beliau menyandarkan perkataanya kepada Allah SWT. Dari sisi bahwa Allah sebagai mutakallim/pembicara dan pembuat perkataan tersebut kemudian disampaikan dengan lisan Nabi shollalahu ‘alaihi wasallam.
Menurut al-Jurjani, Hadits Qudsi adalah hadits yang secara makna dari Allah SWT. Sementara secara redaksi dari Nabi shollalahu ‘alaihi wasallam. Sehingga hadits qudsi adalah sebuah berita dari Allah kepada Nabi-Nya melalui ilham atau mimpi, yang kemudian Nabi shollalahu ‘alaihi wasallam menyampaikannya dengan perkataan beliau sendiri. Dengan demikian Al-Qur’an lebih utama dari pada hadits qudsi, karena Allah juga menurunkan redaksinya. (at-Ta’rifat)
Keseimpulannya bahwa hadits qudsi adalah firman Allah yang disampaikan kepada Nabi shollalahu ‘alaihi wasallam melalui ilham atau mimpi yang kemudian disampaikan kembali oleh Nabi dengan redaksi dari beliau sendiri.
Perbedaan hadits qudsi dan al-Qur’an
Al-qur’an memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh hadits qudsi diantaranya sebagai berikut :
Pertama : al-Qur’an merupakan mukjizat yang kekal sepanjang zaman dan terjaga dari tangan-tangan yang akan merubah dan mengganti keabsahan al-quran dan diriwayatkan secara mutawatir, dengan demikian tidak ada istilah ayat al-quran diragukan keshohihannya dari Nabi shollalahu ‘alaihi wasallam.
Kedua : tidak boleh meriwayatkan al-quran secara makna
Ketiga : tidak boleh menyentuhnya bagi orang yang tidak memiliki wudlu, tidak boleh juga bagi orang yang sedang junub/memiliki hadats besar membacanya dengan niat tilawah.
Keempat : bisa dibaca dalam sholat.
Kelima : membacanya dapat mendapatkan pahala dari setiap hurufnya sepuluh kebaikan.
Keenam : adanya penamaan ayat dan surat.
Ketujuh : telah disepakati lafadz dan maknanya dari Allah SWT.
Dari kekhususan tersebut diatas maka jelas hadits qudsi adalah kebalikan dari pada itu semua yaitu bukan mukjizat, tidak diriwayatkan secara mutawatir dalam arti hadits qudsi ada yang shoih, hasan, dhoif dan lain-lain. boleh diriwayatkan secara makna. Boleh disentuh oleh orang yang tidak punya wudlu dan boleh dibaca oleh orang yang junub. Tidak bisa dibaca dalam sholat. Membacanya tidak dapat pahala. Tidak ada penamaan ayat dan surat. Makna dari Allah lafzh dari Nabi shollalahu ‘alaihi wasallam.
Wallahu a’lam
Penulis: Ustadz Sihabudin, S.Ag