Komentar Al-Imam As-Suyuthi Terhadap Tafsir Al-Isyari
Al-Imam As-suyuthi dalam kitabnya al-Itqan menyebutkan nash dari Ibnu Atha’ sebagai berikut: ketauhilah bahwa sesungguhnya tafsir dari kelompok ini (tafsir al-Isyari) terhadap kalam Allah ‘Azza wa Jalla dan kalam Rasul-Nya bukanlah merupakan penghindaran atau lari dari makna lahir. Akan tetapi sesuatu yang datang untuknya adalah dipahami dari lahirnya ayat. mereka mempunyai pemahaman-pemahaman batin sewaktu mendengar ayat atau hadits untuk orang yang dibukakan hatinya oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Maka janganlah kamu berpaling dari makna-makna yang mereka berikan, manakala orang yang suka membatahmu berkata: Ini adalah penyimpangan terhadap kalam Allah dan Rasul-Nya, maka sebenarnya hal itu bukanlah penyimpangan. Sebab penyimpangan itu hanya akan terjadi makanala mereka mengatakan: tidak ada makna lain bagi ayat ini selain demikian…. Tetapi mereka tidak mengatakan demikian. Justru mereka menetapkan arti lahir yang dikehendaki oleh lahirnya ayat. Namun bersama itu mereka memahami dari Allah terhadap apa yang telah diilhamkan-Nya kepada mereka. (lihat Al-Itqan, juz II, hal. 158)
Al-Imam As-Syuthi telah meletakan suatu nash yang tepat dan benar pada tempatnya dan mengumpulkan antara nash-nash lahir dengan makna-makna samar yang berlaku, yang muncul dalam hati seorang mukmin yang “arif billah” , sebagaimana yang dialami oleh Abu Bakar dan Umar r.a. jadi, tidak mengherankan jika Allah ‘Azza wa Jalla memberikan “hikmah” pada orang yang dikehendaki-Nya dan memberikan “kepahaman” kepada orang yang Dia kehendaki. Hal ini telah dikabarkan kepada kita oleh Al-Quran al-karim tentang Daud dan Sulaiman a.s. dalam suatu perkara yang dihadapkan kepada mereka. Masing-masing menghukumi hal tersebut dengan hukum yang berbeda. Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَ كُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَ عِلْمًا (الأنبياء: 79)
Artinya: maka kami pahamkan (terangkan) hukum kepada sulaiman dan kami berikan untuk segala sesuatu hukum dan ilmunya… (QS. Al-Anbiya: 79)
Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Bidang Kesantrian Pesantren MAQI)