Tsaqafah

Problematika Remaja Islam

Remaja di Jalan Allah

Masa-masa remaja adalah masa yang paling indah, namun penuh dengan pergolakan dan problematika hidup. Remaja juga dipandang sebagai salah satu masa proses pencarian identitas diri. Remaja merupakan suatu fase pertumbuhan dan perkembangan yang akan dihadapi oleh setiap manusia, sebagai ciptaan Allah Subhanahu wata’ala. Seseorang dikatakan menjadi remaja, apabila ia telah melewati usia anak-anak dan akan memasuki usia dewasa.

Usia remaja kadang disebut banyak orang sebagai masa-masa transisi yang penuh dengan ketidaktentuan dan ketidakpastian. Pada masa-masa ini, seorang remaja dihadapkan kepada godaan atau tarikan-tarikan perbuatan yang serba tidak menentu dan tidak jelas. Apakah ia akan melakukan pekerjaan yang mengarah kepada kebaikan, atau ia akan mengerjakan perbuatan yang menjerumuskan dirinya kepada keburukan.

Para remaja adalah harapan masa depan bangsa dan agama. Mereka dapat dipastikan akan menjadi pengendali, penentu, dan pemimpin masa depan. Karena, merekalah yang akan menggantikan generasi-generasi pendahulu mereka. Dengan demikian, tugas dan tanggung jawab mereka sangat berat.

Bagaimana Islam memandang problematika dan masa depan remaja?

Islam menempatkan kalangan remaja kepada kedudukan yang istimewa dan sangat khas. Banyak hadis Nabi Muhammad dan pernyataan para ulama yang memperlakukan remaja sebagai masa-masa yang istimewa dan khusus.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Di dalam ketujuh kelompok itu ada tiga kelompok yang bisa dikategorikan sebagai remaja

  1. Remaja yang tumbuh dan berkembang di jalan ibadah kepada Allah.

Remaja ini dapat dikatakan istimewa, karena dalam usianya yang penuh gejolak yang biasanya menjauh dari jalan Allah, ia malah memilih untuk hidup di jalan ibadah kepada Allah. Sangat jarang memang ditemukan seorang remaja menentukan pilihan hidupnya untuk mendekatkan diri kepada Allah.

  1. Dua orang remaja yang saling mencintai karena Allah. Mereka berkumpul dan berpisah karena Allah.

Karakter remaja yang digambarkan dalam hadits ini seharusnya menjadi rujukan baik bagi remaja masa kini. Menjadikan Allah sebagai tujuan dalam hidup, Ketika Bersama-sama maupun Ketika berpisah.

  1. Remaja yang menolak undangan atau ajakan seorang gadis atau remaja perempuan untuk berzina

Di dalam hadits digambarkan bahwa seorang remaja yang menolak ajakan wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan, karena ia belum menjalin ikatan pernikahan, dan dengan alasan “Aku takut kepada Allah”  dan ini juga berlaku sebaliknya, seorang gadis atau remaja perempuan menolak rayuan remaja laki-laki, karena alasan yang sama, yaitu takut kepada Allah.

Hal tersebut dilakukan bukan karena jual mahal atau sebagainya, akan tetapi karena rasa takut kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Tiga karakter di atas baik laki-laki maupun perempuan, akan mendapat jaminan perlindungan dari Allah. Inilah contoh yang digambarkan Rasulullah buat para remaja, yang menjadi rujukan hasanah  bagi remaja masa kini.

Seorang remaja  masih tetap berada dalam jalur-jalur kebenaran dari Allah, akan mendapatkan kebahagiaan di dalam kehidupannya.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat (Ketua Yayasan Amal Mata Hati)

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.