5 Cara Menjaga Kesehatan Sesuai Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah qudwah hasanah, contoh dan suri tauladan terbaik dalam setiap aspek kehidupan, tidak hanya dari praktek beribadah, akan tetapi juga dalam hal yang lainnya, dalam pola hidup misalnya, beliau memberikan contoh kepada umatnya dengan pola hidup sehat.
Cara menjaga kesehatan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam harus menjadi pedoman yang diikuti oleh umat Islam dimanapun berada. Mengingat, cara menjaga kesehatan sesuai tuntunan beliau ini tidak terbatas oleh tempat dan waktu, akan tetapi bisa diterapkan di manapun dan kapanpun mereka berada.
Al-Quran dan Hadits secara gamblang telah membahas berbagai hal yang terkait dengan tata cara menjaga kesehatan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Islam selalu mengajarkan dan akan membawa para pengikutnya kepada jalan yang baik dan benar. Bahkan untuk masalah gaya hidup dalam Islam juga sudah mengatur hal tersebut. Tentu semua semata-mata demi terjaganya kesehatan dari umat Islam itu sendiri dan terhindar dari berbagai malapetaka.
Berikut ini, kami coba merangkum cara-cara menjaga kesehatan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut berdasarkan dalil-dalil dari Al-Quran maupun hadits.
- Mengatur Pola Makan
- Berhenti Makan Sebelum Kenyang
Terdapat hadits yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai ada seorang muslim dalam makan, yaitu jangan berlebihan makan sampai kenyang yang membuat malas dan merusak kesehatan. Hadits tersebut adalah,
نَحْنُ قَوْمٌ لَا نَأْكُلُ حَتَّى نَجُوْعَ وَإِذَا أَكَلْنَا لَا نَشْبَعُ
“Kami adalah kaum yang tidak akan makan sehingga merasa lapar dan apabila kami makan kami akan berhenti sebelum kenyang“
Perlu diperhatikan bahwa hadits ini dhaif, akan tetapi maknanya benar.
- Atur Porsi Makan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أَكَلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِن كَانَ لَا مَحَالَةَ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ -رواه البخاري-
“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas” (HR Bukhari dan Muslim)
- Hindari Makanan Haram
حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحۡمُ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلۡمُنۡخَنِقَةُ وَٱلۡمَوۡقُوذَةُ وَٱلۡمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيۡتُمۡ وَمَا ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسۡتَقۡسِمُواْ بِٱلۡأَزۡلَٰمِۚ ذَٰلِكُمۡ فِسۡقٌۗ
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan….. (QS Al-Maaidah : 3)
- Tidak Minum Khamr
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS Al-Maaidah : 90)
- Shaum
Shaum sudah tidak perlu diragukan lagi dan begitu banyak penelitian yang menjelaskan mengenai manfaat shaum tersebut bagi kesehatan. Shaum di dalam Islam sangatlah banyak macamnya, mulai dari shaum wajib pada bulan Ramadan, dan juga berbagai shaum sunnah seperti shaum daud, shaum muharam, shaum senin dan kamis, dan lain sebagainya.
Hadits-hadits terkait dengan manfaat shaum untuk kesehatan juga sangat banyak, dimulai dari sahur sampai dengan berbuka dan shaumnya itu sendiri.
4. Mengatur Cara Tidur
- Jangan Tidur Tengkurap
Mengenai larangan tidur sambil tengkurap disebutkan dalam hadits berikut ini.
Dari Ya’isy bin Thokhfah Al Ghifariy, dari bapaknya, ia berkata,
فَبَيْنَمَا أَنَا مُضْطَجِعٌ فِى الْمَسْجِدِ مِنَ السَّحَرِ عَلَى بَطْنِى إِذَا رَجُلٌ يُحَرِّكُنِى بِرِجْلِهِ فَقَالَ « إِنَّ هَذِهِ ضِجْعَةٌ يُبْغِضُهَا اللَّهُ ». قَالَ فَنَظَرْتُ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
Ketika itu aku sedang berbaring tengkurap di masjid karena begadang dan itu terjadi di waktu sahur. Lalu tiba-tiba ada seseorang menggerak-gerakkanku dengan kakinya. Ia pun berkata, “Sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang dibenci oleh Allah.” Kemudian aku pandang orang tersebut, ternyata ia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)
- Tidur Miring ke Kanan
Mengenai perintah tidur miring ke kanan ini terdapat di dalam hadits :
عَنِ البَرَّاء بنِ عَازِب، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَأْ وُضُوءَكَ للصَلاةِ، ثُمَّ اضْطَّجِعْ على شِقِّكَ الأَيْمَنِ
Dari Al-Barra bin Azib, bahwa Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Jika engkau hendak menuju pembaringanmu, maka berwudhulah seperti engkau berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlahlah di rusukmu sebelah kanan (HR Bukhari)
5. Menjaga Kebersihan
- Menjaga Kebersihan Tubuh
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْآبَاطِ
Ada lima macam fitrah, yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hendaknya kumis, kuku, bulu ketiak dan bulu kemaluan tidak boleh dibiarkan tumbuh melebihi batas waktu yang ditentukan, apabila melebihi batas waktu tersebut maka harus dipotong, kapan batasnya?
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu:
وُقِّتَ لَنَا فِي قَصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمِ الْأَظْفَارِ وَنَتْفِ الْإِبِطِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ أَنْ لَا نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Kami diberi batasan waktu oleh Rasulullah untuk mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur bulu kemaluan, tidak dibiarkan lebih dari 40 hari (HR. Muslim)
- Menjaga Kebersihan Lingkungan
Hadis terkait dengan kebersihan lingkungan adalah.
Dari Sa’ad Bin Abi Waqash radhiallahu ‘anhu dari Bapaknya, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
اِنَّ اللهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيْفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَادٌ يُحِبُّ الْجَوَادَ فَنَظِّفُوْا اَفْنَيْتَكُمْ -رواه الترمذي-
Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR. Tirmizi).
Dan akhirnya, sebagai umat Islam tentu kita wajib untuk mengikuti berbagai sunnah dan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam salah satunya adalah cara menjaga kesehatan, agar tidak mendapat kerugian di masa yang akan datang.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat (Ketua Yayasan Amal Mata Hati)