Fiqih

Benda yang Suci dan Benda yang Najis

A. Benda-benda yang Suci

Pada dasarnya semua benda itu adalah suci, mari kita sebutkan sebagian contohnya:

1. Manusia baik masih hidup ataupun sudah mati, hewan yang boleh dimakan, bangkai yang tidak memiliki darah yang mengalir dan segala bangkai lautan.

Rasulullah SAW bersabda:

عن أبي هُرَيْرَة ـ رضي الله عنه ـ قال: قال رسولُ الله صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّم، في البَحْرِ: “هُوَ الطّهُورُ ماؤُه، الحِلُّ مَيْتَتُهُ” أخرجهُ الأربعةُ، وابنُ أبي شَيْبَةَ، واللفظُ لَهُ، وصححهُ ابنُ خُزيمةَ، والترمذي.

Dari Abu Hurairah RA berkata: Bersabda Rasulullah SAW tentang laut: Dia itu suci airnya dan halal bangkainya”. Dikeluarkan oleh empat dan Ibnu Abi Syaibah dan lafadz ini untuknya, dan telah dishohihkan oleh Ibnu Huzaimah dan Tirmidzi.

2. Air, benda padat dan tumbuhan.
3. Darah yang tersisa pada badan sembelihan setelah disembelih.
4. Air mani[1]

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : كُنْتُ أَفْرُكُ الْمَنِيَّ مِنْ ثَوْبِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَابِسًا, وَأَغْسِلُهُ إِذَا كَانَ رَطْبًا (رَوَاهُ الدَّرُقُطْنِيُ وَأَبُو عَوَانَةَ وَالْبَزَّارُ)

Dari ‘Aisyah RA: Aku pernah menggosok mani dari pakaian Rasulullah SAW apabila dalam keadaan kering dan aku mencucinya apabila dalam keadaan basah (HR Ad-Daruqutni, Abu ‘Awanah dan Al-Bazaar

5. Kotoran hewan yang boleh dimakan.

B. Benda-benda yang Najis

1. Bangkai hewan, darah yang mengalir, dan daging babi

Allah SWT berfirman:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ …(المائدة : ٣)

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai[2], darah[3], daging babi,…. (QS Al-Maaidah : 3)

 

2. Kotoran manusia (air kencing dan tahi) dan setiap kotorang dari hewan yang haram dimakan.

3. Apa-apa yang dipotong dari hewan ketika hidup adalah najis dan haram untuk dimakan kecuali wool, bulu dan wabar[4], maka itu adalah suci.

 

C. Najis-najis yang Dima’afkan

Dima’afkan apabila ada sedikit darah yang mengandung nanah, seperti mana dima’afkannya apa yang tersisa di sandal sesudah memijit. Sebagian ahli ilmu berpendapat bahwa dima’afkan apabila ada yang sangat ringan dari seluruh najis khususnya ibu yang menyusui apabila terkena kotoran bayi yang disusuinya apabila sudah sangat berhati-hati. Para ulama memandang sebaiknya dia menyediakan pakaian khusus untuk sholat, demikian juga dengan keadaan orang yang sulit untuk menjaga diri dari najis seperti tukang jagal dan orang yang bekerja membersihkan kamar mandi.

Penerjemah : Ustadz Kurnia Lirahmat (Musyrif Aam Pesantren MAQI)

Diterjemahkan dari:
Kitab Fiqih. Bab II (Silsilah Ta’limil Lughoh Al-Arabiyyah Level 3)


[1] Sebagian ulama berpendapat bahwa mani itu adalah najis, akan tetapi kebanyakan ahli ilmu seperti Ibnu Taimiyyah berpendapat bahwasannya air mani itu suci.
[2] Bangkai binatang adalah binatang yang mati tanpa disembelih.
[3] Darah : adalah darah yang mengalir ketika disembelih
[4] Wabar; adalah yang menutupi tubuh unta, seperti wool untuk domba bulu untuk kambing

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Advertisment ad adsense adlogger