Makna Tauhid Rububiyyah
Pendahuluan
Tauhid Rububiyyah adalah salah satu pilar utama dalam aqidah Islam. Ia menjadi dasar keyakinan seorang Muslim bahwa Allah ﷻ adalah satu-satunya Rabb, Pencipta, Pemilik, dan Pengatur seluruh alam semesta. Pemahaman ini merupakan bagian penting dari tauhid yang harus diimani oleh setiap Muslim agar aqidahnya lurus sesuai dengan ajaran Islam.
Definisi Tauhid Rububiyyah
Secara bahasa, Rububiyyah berasal dari kata “Rabb” yang berarti Pencipta, Pemilik, dan Pengatur. Maka Tauhid Rububiyyah adalah mengesakan Allah ﷻ dalam perbuatan-perbuatan-Nya, seperti mencipta, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, mengatur segala urusan, dan menguasai seluruh alam semesta.
Allah ﷻ berfirman:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam” (Al-Fatihah: 2).
Ayat ini menegaskan bahwa hanya Allah ﷻ yang menjadi Rabb seluruh alam, tanpa ada sekutu dalam penciptaan dan pengaturan.
Dalil-Dalil Tauhid Rububiyyah
Allah ﷻ sebagai Pencipta
Allah ﷻ menegaskan bahwa Dia adalah satu-satunya Pencipta seluruh makhluk.
هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللّٰهِ يَرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْاَرْضِ ۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ فَاَنّٰى تُؤْفَكُوْنَ
“Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapa kamu berpaling?” (Fathir: 3).
Allah ﷻ sebagai Pemberi Rezeki
Segala rezeki datang hanya dari Allah ﷻ.
وَمَا مِنْ دَآبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا
“Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya” (Hud: 6).
Allah ﷻ sebagai Pengatur Kehidupan
Allah ﷻ mengatur seluruh urusan langit dan bumi.
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ۗ هَلْ مِنْ شُرَكَآىِٕكُمْ مَّنْ يَّفْعَلُ مِنْ ذٰلِكُمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu kembali. Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Mahasuci Dia dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan” (Ar-Rum: 40).
Pengakuan Kaum Musyrikin terhadap Rububiyyah
Menariknya, kaum musyrikin Arab pada masa Rasulullah ﷺ sebenarnya mengakui Tauhid Rububiyyah, namun mereka tidak mau mengesakan Allah ﷻ dalam ibadah. Allah ﷻ berfirman:
وَلَئِنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ
“Dan sungguh, jika engkau (Muhammad) bertanya kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?’ Pasti mereka akan menjawab, ‘Allah'” (Luqman: 25).
Ayat ini menunjukkan bahwa sekadar mengakui Tauhid Rububiyyah belum cukup memasukkan seseorang ke dalam Islam, karena ibadah hanya sah jika disertai Tauhid Uluhiyyah.
Hadits tentang Rububiyyah Allah ﷻ
Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Abdullah bin Abbas رضي الله عنهما:
اِحْفَظِ اللّٰهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللّٰهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللّٰهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللّٰهِ
“Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah” (HR. At-Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani).
Hadits ini menegaskan bahwa hanya Allah ﷻ yang berhak dimintai doa, pertolongan, dan tempat bergantung dalam segala urusan.
Penutup
Tauhid Rububiyyah adalah keyakinan bahwa Allah ﷻ adalah satu-satunya Pencipta, Pemilik, Pemberi rezeki, dan Pengatur seluruh alam semesta. Meski kaum musyrikin mengakui Rububiyyah Allah, mereka tetap kafir karena tidak mengesakan Allah dalam ibadah. Oleh karena itu, seorang Muslim wajib meyakini Tauhid Rububiyyah sekaligus merealisasikan Tauhid Uluhiyyah agar aqidahnya sempurna.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|