Tidur Singkat Pahala Berlipat ?
Tidur merupakan aktivitas manusiawi yang pasti dilakukan oleh setiap manusia, bahkan bukan hanya manusia saja, tapi hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan pun melakukan hal tersebut, hanya saja cara dan bentuknya yang berbeda.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan tidur sebagai suatu bentuk nikmat untuk manusia, sehingga setiap manusia dapat melakukan aktivitas lainnya dengan baik. Karena kondisi metabolisme tubuh seseorang akan menurun ditambah dengan meningkatnya tekanan darah, hingga menyebabkan seseorang lebih dominan mudah terbawa emosi.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ
dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat,(An Naba : 9)
Karena itu, Tidur merupakan salah satu aktivitas kehidupan yang sangat penting bagi manusia, semua orang memerlukan tidur dan seseorang tidak dapat hidup tanpa tidur. Karena itu tidur merupakan sebagian tanda kekuasaan Allah Swt yang hendaknya disyukuri khususnya bagi seorang muslim.
Bahkan didalam islam tidur tidak hanya dinilai sebagai sebuah aktivitas biasa, tapi diakui juga sebagai amalan sunnah dan haq tubuh yang harus dipenuhi seorang muslim.
Amalan sunnah yang berkaitan dengan tidur adalah Qailulah, yaitu tidur di siang hari. Imam Al-‘Aini berpendapat bahwa yang dimaksud dengan qailulah adalah tidur di tengah hari. Sedangkan Al-Munawi mengatakan bahwa qoilulah adalah tidur di tengah siang ketika (matahari tergelincir ke barat), mendekati waktu dzuhur atau bisa jadi sesudahnya. (Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 34: 130)
Adapun dalil yang menganjurkan tidur qailulah (tidur siang) adalah hadits dari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قِيْلُوْا فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ لاَ تَقِيْلُ
“Tidurlah qailulah (tidur siang) karena setan tidaklah mengambil tidur siang.” (HR. Abu Nu’aim)
Wallahu A’lam bis Showab
Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)