Al-Quran

Pintu Rizki yang Tak Banyak Diketahui, Ini !

Rizki adalah anugerah yang Allah berikan kepada manusia agar dapat berjalan dan mengerjakan ibadah didunia dengan baik, setiap, makhluq yang hidup didunia telah Allah tentukan kadar dari rizkinya masing-masing.

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Hud: 6)

Ayat diatas menjelaskan bahwa tidak ada satu makhluq pun yang Allah ciptakan kecuali telah dijamin rizkinya. Namun perlu kita sadari bahwa rizki yang akan didapat setiap makhluq, berbeda satu sama lainnya.

Ketentuan rizki yang diberikan kepada setiap manusia bersifat relatif dan dapat berubah sesuai dengan kerja keras dan usahanya demi menggapai tambahan.

Diantaranya ada beberapa tutunan amalan bagi seorang muslim, yang dapat membuka limpahan rizkinya seperti, istighfar, shodaqah, dll. Selain dari pada itu, ada pula amalan yang jauh lebih besar pengaruhnya terhadap kelancaran rizki dan juga umur yang panjang yaitu menyambung tali kasih sayang yang sering kita dengar dengan istilah Silaturahmi.

Sebagaimana hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. (Muttafaqun ‘alaihi).

Didalam ajaran islam memilih teman yang baik merupakan suatu amalan kebaikan yang patut dilaksanakan, namun menyambung tali silaturahmi kepada sanak family adalah hal yang lebih utama untuk dilakukan. Sebagaimana keutamaan infaq kepada keluarga lebih utama dari pada selainnya.

Secara aplikasi, silaturahmi yang sesuai dengan sabda Nabi Muhammad adalah menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah lama terputus dan bukan menyambung hubungan yang sudah terjalin, hal ini sesuai sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

“Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus”. (Muttafaqun ‘alaihi).

Menyambung tali silaturahmi diantara keluarga merupakan amalan yang memiliki dampak pasitif yang sangat besar, sehingga sangat disayangkan apabila suatu keluarga tidak terjalin hubungan harmonis yang dapat mengakibatkan keretakan hubungan diantara mereka.

Menjalin hubungan kekerabatan yang sudah terputus dapat dipraktekan dengan cara datang ke rumah kerabat, dan juga bisa dengan cara berbagi hadiah. Kemajuan teknologi zaman sekarang, justru lebih mempermudah orang-orang dalam menjalin tali silaturahmi dengan menggunakan media-media sosial yang sedang berkembang dikalangan masyarakat.

Dan tentunya peluang seperti ini dapat digunakan sebagai momentun yang baik untuk memulai hubungan kekerabatan. Berbeda dengan zaman dahulu, dimana setiap aktivitas sosial terbatas oleh jauhnya jarak.

Wallahu A’lam bis Showab

Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.