Al-QuranFiqih

Mujahadah Dalam Ibadah

Mujahadah Dalam Ibadah

Sebagaimana fungsi dan tujuannya, manusia diciptakan tidak lain dan tidak bukan, hanyalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah swt. Namun pada pelaksanaanya, ada manusia yang ingkar terhadap ketuhanan Allah swt sehingga membuat dia tidak mau menyembah Allah, ada manusia yang mengaku bahwa Allah itu adalah tuhan yang berhak disembah namun dia kerap kali lalai terhadap ibadah. Hal tersebut bisa terjadi karena manusia memiliki musuh yang nyata yaitu syaithan, syaithan berusaha agar manusia tidak mengakui bahwa tiada tuhan kecuali Allah swt atau paling tidak syaithan menggoda manusia sehingga melaksanakan ibadah dengan tingkatan yang rendah, seperti melaksanakan shalat lima waktu tidak dengan rawatibnya, kalaupun melaksanakan shalat lima waktu dilaksanakan di rumah, kalaupun melaksanakan shalat lima waktu di rumah dikerjakan dengan tergesa-gesa.

Oleh sebab itu Allah swt menganjurkan kepada setiap hambanya agar senantiasa berusaha melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya, hal demikian bisa terjadi jika terdapat sifat mujahadah atau bersungguh-sungguh dalam diri umat manusia untuk beribadah dan menyembah Allah swt. Dengan mujahadah itulah umat manusia akan “rakus” dalam ibadah sebagai mana dalam Alquran surat al-‘Ankabut ayat 69 :

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan”.

Seseorang yang berkeinginan untuk shalat tahajud atau qaiyamullail dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya dalam arti dia melaksanakan shalat malam tersebut dengan khusu’, itmi’nan, betul-betul dia niatka shalat malam tersebut untuk mendekatkan dan menghambakan diri kepada Allah swt maka Allah akan bukakan ibadah-ibadah lainnya.

Dalam hadits qudsi yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik, Allah berfirman “Jika seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat padanya sehastadan jiak dia mendekart kepada-Ku sehasta maka aku mendekat padanya sedepa, jika hamba itu mendatangi-Ku dengan berjalan makan aku akan mendatanginya dengan berjalan cepat”.

Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Mudir Pesantren MAQI)

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Hubungi Kami
Admin Pesantren MAQI
Assalamu'alaikum
Adakah yang bisa kami bantu?
Advertisment ad adsense adlogger