Hadits

Semua Karena Fitnah dan Ghibah

 

“Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan” sebuah kalimat yang selalu akan terbesit pada benak setiap orang. Begitu mendengar kalimat tersebut sudah tentu setiap orang akan mencela dan menjauhi para pelaku fitnah ini.

FITNAH secara bahasa diambil dari bahasa Arab yang artinya kekacauan, bencana, syirik, ujian dan siksaan. Kata-kata fitnah di temukan di dalam Al-Quran sebanyak 34 kali. Adapun pengertian fitnah secara umum adalah berita bohong atau isu yang di tujukan untuk seseorang dengan mencelakai atau menodai martabat seseorang yang ia benci.

Didalam hukum islam fitnah merupakan suatu kejahatan besar yang harus dijauhi, bahkan dalam setiap agama apapun itu, fitnah merupakan suatu hal yang kejam dan tercela. Hukuman yang diberikan pada  orang-orang yang melakukan fitnah dan juga yang menyebarkan fitnah tidak lah sepele.

Siksaan di dunia berupa deraan apabila memfitnah wanita muslimah berzina dan juga di akhirat berupa api neraka, sebagaimana yang di firmankan Allah dalam surat an-Nur ayat 4 :

“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik”.

Di dalam islam fitnah adalah satu dari sekian dosa-dosa besar pada lidah yang harus dijauhi, tapi ada pula hal lain yang mirip dengan fitnah tersebut, yaitu ghibah. Ghibah adalah menggunjing atau membicarakan suatu berita aib yang ada pada seseorang dengan maksud menjelekkan atau mengejek.

Sebagaimana yang Nabi Muhammad  SAW sabdakan dalam suatu hadits:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : أَتَدْرُوْنَ مَا الْغِيْبَةُ ؟ قَالُوْا : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، فَقِيْلَ : أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخْيْ مَا أَقُوْلُ ؟ قَالَ : إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “’Tahukah kalian apa itu ghibah?’ Lalu sahabat berkata: ‘Allah dan rasulNya yang lebih tahu’. Rasulullah bersabda: ‘Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia benci’. Beliau ditanya: ‘Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan benar tentang saudaraku?’ Rasulullah bersabda: ‘jika engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah ghibah tentang saudaramu dan jika yang engkau katakan yang sebaliknya maka engkau telah menyebutkan kedustaan tentang saudaramu.’” (HR. Muslim no. 2589)

Fitnah dan ghibah merupakan dua dosa besar yang lebih dominan datang dari lidah seseorang, maka pengendalian lidah ketika berkata-kata harus sering diperhatikan, apabila salah dalam berucap saja bisa menyakiti hati orang lain dan kesembuhan hati yang tersakiti lebih lama dari fisik ataupun tubuh.

Maka dari itu, telah banyak manusia yang jatuh kedalam kubangan dosa karena sebab lidah-lidah mereka, sebagaimana yang Nabi Muhammad beritahukan kepada mu’adz bin jabal,” Tidaklah manusia itu disungkurkan ke dalam neraka di atas muka atau hidung mereka, melainkan karena hasil ucapan lisan mereka.” (HR. Tirmidzi no. 2616)

Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)

 

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.