Sirah

Masa Kanak-kanak Nabi ﷺ

Pendahuluan

Masa kanak-kanak Nabi Muhammad ﷺ penuh dengan hikmah dan pelajaran berharga. Sejak kecil, Allah ﷻ telah menyiapkan beliau untuk menjadi seorang rasul yang agung. Meskipun tumbuh sebagai anak yatim, beliau ﷺ dibimbing langsung oleh kasih sayang Allah ﷻ dan dijaga dari segala bentuk keburukan.


Lahir sebagai Anak Yatim

Sebelum Nabi ﷺ dilahirkan, ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib telah wafat. Beliau lahir dalam keadaan yatim dan dibesarkan oleh ibunya, Aminah binti Wahb. Allah ﷻ mengingatkan nikmat-Nya kepada Nabi ﷺ dalam firman-Nya:

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ ۖ

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?” (Adh-Dhuha: 6)

Sejak kecil, kehidupan Nabi ﷺ telah ditempa dengan ujian agar beliau tumbuh menjadi pribadi yang sabar, kuat, dan tawakal hanya kepada Allah ﷻ.


Disusui oleh Halimah As-Sa’diyah

Sesuai tradisi bangsa Arab kala itu, bayi yang lahir di Makkah diserahkan kepada wanita dari kabilah pedalaman untuk disusui dan dibesarkan. Tujuannya agar anak-anak itu tumbuh kuat dan fasih berbahasa Arab.

Nabi ﷺ disusui oleh Halimah As-Sa’diyah dari kabilah Bani Sa‘d. Sejak Halimah membawa bayi Muhammad ﷺ, keberkahan datang menghampiri keluarganya. Hewan ternak menjadi gemuk, air susu melimpah, dan kehidupannya berubah menjadi lebih baik.

Hal ini menjadi tanda awal bahwa bayi tersebut kelak akan membawa keberkahan bagi seluruh umat manusia.


Peristiwa Pembelahan Dada

Ketika Nabi ﷺ berusia sekitar empat tahun, terjadi peristiwa luar biasa yang dikenal dengan peristiwa pembelahan dada (Syaqqush Shadr). Malaikat Jibril عليه السلام datang, membelah dada beliau, mengeluarkan segumpal darah hitam, lalu mencucinya dengan air zamzam.

Hadits ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik رضي الله عنه, ia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ أَتَاهُ جِبْرِيلُ وَهُوَ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَهُ فَصَرَعَهُ فَشَقَّ عَنْ قَلْبِهِ فَاسْتَخْرَجَ الْقَلْبَ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ عَلَقَةً فَقَالَ هَذَا حَظُّ الشَّيْطَانِ مِنْكَ ثُمَّ غَسَلَهُ فِي طَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ لَأَمَهُ ثُمَّ أَعَادَهُ فِي مَكَانِهِ

“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ ketika masih kecil sedang bermain bersama anak-anak, lalu datang Jibril dan membelah dadanya, mengeluarkan segumpal darah seraya berkata: ‘Inilah bagian syaitan darimu.’ Kemudian Jibril mencucinya dengan air zamzam, menutupnya kembali, dan mengembalikannya seperti semula.” (HR. Muslim)

Peristiwa ini menunjukkan penjagaan Allah ﷻ terhadap Nabi ﷺ sejak kecil, membersihkan hatinya dari segala kotoran dan mempersiapkannya untuk menerima wahyu di kemudian hari.


Wafatnya Ibunda dan Asuhan Kakek

Ketika Nabi ﷺ berusia enam tahun, ibundanya, Aminah, wafat dalam perjalanan pulang dari Madinah setelah menziarahi keluarga. Beliau kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, yang sangat menyayanginya.

Namun dua tahun kemudian, kakeknya pun wafat. Nabi ﷺ kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, yang menjadi pelindungnya hingga masa kenabian.

Semua peristiwa ini mengajarkan bahwa sejak kecil, Rasulullah ﷺ hidup dalam kemandirian dan perlindungan Allah ﷻ semata.


Hikmah dari Masa Kanak-kanak Nabi ﷺ

  1. Latihan kesabaran dan keteguhan hati: Allah ﷻ menyiapkan Nabi ﷺ melalui ujian hidup sejak kecil.

  2. Keberkahan sejak lahir: Kehadiran beliau membawa kebaikan bagi siapa pun yang dekat dengannya.

  3. Penjagaan ilahi: Peristiwa pembelahan dada menjadi bukti bahwa Allah ﷻ menjaga Nabi-Nya dari pengaruh keburukan.


Penutup

Masa kanak-kanak Nabi Muhammad ﷺ adalah fase penuh pelajaran tentang kesabaran, keberkahan, dan penjagaan Allah ﷻ. Sejak kecil, beliau telah disiapkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Dari yatim yang dijaga, tumbuhlah pribadi agung yang kelak menuntun manusia menuju cahaya kebenaran.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments

Pesantren MAQI

Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Advertisment ad adsense adlogger