Syukur yang Mendatangkan Ridha Ilahi
Syukur yang Mendatangkan Ridha Ilahi
Dalam menjalani kehidupan di alam dunia, umat manusia pasti dihadapkan dengan dua kondisi yaitu kondisi bahagia dan kondisi menderita. Rasulullah saw sebagai pembawa pentunjuk sudah memberikan pelajaran bagi umat manusia berkaitan dengan bagaimana seharusnya menyikapi dua kondisi tersebut yaitu;
إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Jika kesenangan menimpanya (orang beriman) dia bersyukur maka itu kebaikan baginya dan apabila kesusahan menimpanya (orang beriman) dia bersabar maka itu adalah kebaikan baginya”.
Atsar ini mengajarkan umat manusia terskhususnya orang yang beriman jika apabila diberikan kesenangan agar mensyukuri kesenangan tersebut dan apabila diberikan kesusahan agar dia bersabar terhadap kesusahan tersebut, Ketika seseorang mensyukuri kesusahan yang datang ataupun sebaliknya, maka dia tidak bersikap sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw pada hadits tersebut.
Hadits tersebut di atas dapat diperjelas dengan hadits yang bersumber dari sahabat Anas Bin Malik beliau berkata, Raslullah saw bersabda;
إِنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ يَأْكُلُ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدُهُ عَلَيْهَا وَيَشْرَبُ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدُهُ عَلَيْهَا
“Sesungguhnya Allah swt meridhai seseorang hamba yang makan sekali lalu dia memuji-Nya atasnya dan minum sekali lalu memuji-Nya atasnya”.
Allah swt akan ridha terhadap hambanya setiap kali bersyukur untuk setiap suapan makanan yang masuk kedalam tubuhnya ataupun minuman yang masuk kedalam tubuhnya. Ataupun ketika seseorang diberikan musibah berupa cobaan penyakit yang itu merupakan kondisi susah baginya maka yang perlu dikedepankan adalah sikap sabar terhadap coabaan tersebut dan bukan sebaliknya.
Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Mudir Pesantren MAQI)