Kondisi Dunia Sebelum Diutusnya Nabi ﷺ
Pendahuluan
Sebelum datangnya Islam, dunia berada dalam kegelapan aqidah, akhlak, dan hukum. Periode ini dikenal dengan istilah Jahiliyyah, yaitu masa di mana manusia jauh dari petunjuk Allah ﷻ. Di tengah kondisi yang kacau, Allah ﷻ mengutus Nabi Muhammad ﷺ sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَآ أَرْسَلْنٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Al-Anbiya: 107)
Ayat ini menunjukkan bahwa pengutusan Rasulullah ﷺ merupakan jawaban atas kegelapan yang meliputi dunia kala itu.
Kondisi Aqidah: Syirik dan Penyembahan Berhala
Bangsa Arab saat itu terjerumus dalam syirik. Mereka menyembah berhala, batu, pohon, bahkan patung buatan sendiri. Ka’bah yang sejatinya rumah tauhid dipenuhi ratusan berhala.
Allah ﷻ menggambarkan keadaan mereka:
وَيَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُوْلُوْنَ هٰٓؤُلَآءِ شُفَعٰٓؤُنَا عِنْدَ اللّٰهِ
“Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan mudarat dan tidak pula manfaat bagi mereka, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah.’” (Yunus: 18)
Penyimpangan aqidah ini tidak hanya terjadi di Jazirah Arab, tetapi juga di wilayah lain. Kaum Yahudi dan Nasrani telah menyimpangkan ajaran Nabi Musa عليه السلام dan Nabi Isa عليه السلام dengan menambah dan mengurangi wahyu.
Kondisi Sosial: Perpecahan dan Ketidakadilan
Masyarakat Arab saat itu hidup dalam perpecahan kabilah. Pertumpahan darah terjadi hanya karena masalah sepele. Tidak ada hukum yang adil, yang kuat menindas yang lemah.
Kedudukan perempuan sangat rendah. Mereka tidak dihargai, bahkan sebagian kabilah mengubur anak perempuan hidup-hidup karena dianggap aib.
Allah ﷻ mengecam perbuatan tersebut:
وَاِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْاُنْثٰى ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌۙ يَتَوَارٰى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوْٓءِ مَا بُشِّرَ بِهٖۗ اَيُمْسِكُهٗ عَلٰى هُوْنٍ اَمْ يَدُسُّهٗ فِى التُّرَابِۗ اَلَا سَآءَ مَا يَحْكُمُوْنَ
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam) menahan sedih. Ia bersembunyi dari orang banyak karena buruknya kabar yang disampaikan kepadanya, apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan atau menguburkannya ke dalam tanah? Ingatlah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An-Nahl: 58-59)
Kondisi Politik: Kekuasaan yang Menindas
Dua kekuatan besar dunia saat itu adalah Romawi dan Persia.
-
Romawi hidup dalam kerusakan moral, penyimpangan aqidah, dan penindasan.
-
Persia diliputi kesewenang-wenangan, penyembahan api, serta sistem kasta yang menindas rakyat kecil.
Kedua kekuatan ini gagal memberikan keadilan dan ketentraman bagi manusia. Dunia menanti datangnya cahaya yang membawa rahmat dan keadilan.
Kondisi Ekonomi: Eksploitasi dan Riba
Sistem ekonomi dipenuhi ketidakadilan. Riba merajalela, perdagangan penuh dengan penipuan, dan orang miskin tertindas. Orang kaya semakin kaya, sementara orang miskin semakin terpuruk.
Rasulullah ﷺ diutus membawa syariat yang menghapus riba dan menegakkan keadilan dalam muamalah.
Penutup
Kondisi dunia sebelum diutusnya Nabi Muhammad ﷺ dipenuhi dengan kegelapan aqidah, kerusakan moral, ketidakadilan sosial, dan penindasan politik. Di saat itulah Allah ﷻ mengutus Nabi ﷺ untuk membawa Islam sebagai cahaya yang menerangi kegelapan, membebaskan manusia dari kesyirikan, dan menegakkan keadilan.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|