Menikahlah Wahai Pemuda…!!!
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
ياأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْد
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّار
فَيَا أَيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah jami’an
Kebahagiaan, cinta, ketenangan dan kasih sayang adalah suatu hal yang pasti dicari oleh setiap jiwa. Sebesar apa harta yang kita miliki tidak dapat dinikmati jika jiwa tidak tenang, begitu pula dengan suatu ikatan sekuat apapun hubungan seseorang dengan lawan jenisnya tak akan bertahan lama selama tidak disahkan dengan ikatan akad nikah. Oleh sebab itu Allah Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” [QS. Rum: 21].
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah jami’an
Pernikahan adalah nikmat yang besar dari Allah SWT untuk para hamba-Nya. Baik laki-laki maupun wanita dimanapun mereka berada. Allah menghalalkan suatu hubungan yang baik dengan hasil yang baik pula bagi siapa saja yang melakukannya, sehingga suatu hubungan yang tadinya haram dapat berubah menjadi halal. Sebagaimana dalam firman-Nya,
فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
“maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. [Quran An-Nisa: 3].
Didalam sebuah hadits dikatakan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengkritik keras beberapa orang yang datang kepadanya. Yang pertama mengatakan, “Aku shalat sepanjang malam, dan aku tidak tidur”. Lalu yang kedua berkata, “Aku berpuasa setiap hari.” Dan ada yang lain mengatakan, “Aku tidak akan menikahi wanita. Kemudian Nabi Muhammad shallallahu mengingkari perbuatan meraka seraya berkata,
أَنْتُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ؟ أَمَا وَاللهِ إِنِّيْ لَأَخْشَاكُمْ لِلهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّيْ أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ
“Benarkah kalian yang telah berkata begini dan begitu? Demi Allah! Sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka (tidak puasa), aku shalat (malam) dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.” (HR. al-Bukhari, Muslim, dan selain keduanya).
Pernikahan menjaga kemaluan dari perbuatan zina. Dan menjaga mata dari memandang yang diharamkan. Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.”
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah jami’an
Karena banyaknya kemaslahatan dalam pernikahan ini, syariat Islam memotivasi seorang muslim untuk menikah. Dan memberikan dukungan bagi para wali untuk memudahkan jalan pernikahan. Islam melarang segala sesuatu yang membuat berat atau bahkan menghalangi terwujudnya pernikahan.
Di dalam suatu riwayat dikatakan bahwa Umar bin al-Khattab RA berkata, “Sungguh aku merinding melihat seorang pemuda yang tidak punya pasangan.”
Imam Ahmad mengatakan, “Siapa yang mengajakmu untuk membujang, maka dia telah menyerumu kepada selain Islam.”
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah jami’an
Perlu kita ketahui bahwa amalan ibadah yang besar akan mendatangkan godaan syetan yang lebih besar pula, diantara tipu daya setan dan bisikannya adalah mengajak orang untuk menunda-nunda pernikahan dengan alasan yang bermacam-macam dari mulai pekerjaan dan penghasilan sudah menjadi alasan yang tak jarang kita dengar, sebagai gantinya setan mengajak mereka untuk melakukan pacaran diluar nikah. Naudzubillah min dzalik
Dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُمْ: اَلْمُجَاهِدُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيْدُ اْلأَدَاءَ، وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيْدُ الْعَفَافَ
“Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapat pertolongan Allah: (1) mujahid fi sabilillah (orang yang berjihad di jalan Allah), (2) budak yang menebus dirinya supaya merdeka, dan (3) orang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya.” (HR. Ahmad dan selainnya).
Didalam hadits diatas kita dapat mengambil pelajaran yang sangat penting, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong setiap muslim yang hendak menikah demi menjaga kehormatannya dari berbuat zina, maka dari itu seorang muslim dituntut untuk seyakin mungkin atas sebuah pernikahan untuk mendapatkan pertolongan dari Allah secara lahir maupun batin.
أقول ما تسمعون وأستغفر الله لي ولكم فاستغفروا إنه هو التواب الرحيم
Khutbah kedua
Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)