Khutbah Jumat

Hati yang Hidup, Hati yang Mati

Khutbah Pertama

الحمد لله الذي خلق الإنسان وركب فيه العقل والإيمان، وجعل القلب موضع نظر الرحمن، نحمده سبحانه وتعالى ونستعينه ونستغفره ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah ﷻ dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena hanya dengan ketakwaan, hati kita akan hidup dan bercahaya oleh iman dan petunjuk dari-Nya.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Tema khutbah kita hari ini adalah “Hati yang Hidup, Hati yang Mati.”

Hati adalah pusat kehidupan ruhani manusia. Jika hati baik, maka seluruh amal dan akhlak seseorang akan baik. Sebaliknya, jika hati rusak, maka seluruh perilaku akan rusak. Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits riwayat an-Nu‘man bin Basyir رضي الله عنه:

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Dan jika ia rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, itulah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ciri-Ciri Hati yang Hidup

Hati yang hidup adalah hati yang senantiasa tunduk kepada Allah ﷻ, lembut terhadap kebenaran, dan tenang dalam mengingat-Nya. Allah ﷻ berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra‘d: 28)

Ciri hati yang hidup antara lain:

  1. Mudah tersentuh dengan ayat-ayat Allah ﷻ.

  2. Segera bertaubat ketika berbuat dosa.

  3. Ikhlas dalam beramal dan tidak cinta dunia secara berlebihan.

  4. Tenang dalam ibadah dan sabar dalam ujian.

Ciri-Ciri Hati yang Mati

Sebaliknya, hati yang mati adalah hati yang keras, lalai dari mengingat Allah ﷻ, dan tidak peka terhadap dosa. Hati seperti ini tertutup oleh maksiat dan cinta dunia. Allah ﷻ berfirman:

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً

“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga ia seperti batu bahkan lebih keras lagi.” (Al-Baqarah: 74)

Rasulullah ﷺ juga bersabda dalam hadits shahih riwayat Abu Hurairah رضي الله عنه:

إِذَا أَذْنَبَ الْعَبْدُ نُكِتَ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِنْ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ صُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا، حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، فَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ ﷻ: كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Apabila seorang hamba berbuat dosa, maka akan muncul titik hitam di hatinya. Jika ia bertaubat, beristighfar, dan meninggalkan dosa itu, hatinya akan kembali bersih. Namun jika ia terus berbuat dosa, maka titik hitam itu akan bertambah hingga menutupi seluruh hatinya. Itulah ‘ran’ yang disebut Allah ﷻ dalam firman-Nya: Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka lakukan itu menutupi hati mereka. (Al-Muthaffifin: 14)” (HR. Tirmidzi, shahih menurut Al-Albani)

Penutup Khutbah Pertama

Ma’asyiral muslimin,
Hati yang hidup akan menuntun pemiliknya menuju surga, sedangkan hati yang mati menjerumuskannya ke dalam kesesatan. Maka marilah kita lembutkan hati dengan dzikir, membaca Al-Qur’an, memperbanyak istighfar, dan menjaga diri dari dosa.

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب وخطيئة، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.


Khutbah Kedua

الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، ولا عدوان إلا على الظالمين. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Sesungguhnya kehidupan hati adalah sumber kebahagiaan sejati. Tanpa hati yang hidup, manusia akan kehilangan arah dan tujuan hidupnya. Maka rawatlah hati dengan dzikir, ilmu, amal shalih, dan taubat yang tulus.

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits shahih riwayat Abu Hurairah رضي الله عنه:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)

Marilah kita memohon kepada Allah ﷻ agar diberikan hati yang hidup, bersih, dan selalu tunduk kepada kebenaran.

اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك، اللهم طهر قلوبنا من النفاق، وأعمالنا من الرياء، وألسنتنا من الكذب، وأعيننا من الخيانة، إنك تعلم خائنة الأعين وما تخفي الصدور.

عباد الله،
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (An-Nahl: 90)

فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments

Pesantren MAQI

Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Advertisment ad adsense adlogger