Memaksimalkan Ibadah di Masa Tua
Memaksimalkan Ibadah di Masa Tua
Di antara masa kehidupan yang dialami oleh manusia adalah masa tua. Pada masa ini manuasia umumnya sudah mulai melemah dalam berbagai aspeknya, mulai dari kekuatan fisik, ketajaman akal, kemampuan berfikir dan lain sebagainya. Masa tua juga merupakan masa terakhir yang di alami oleh manusia karena setelah masa tua adalah kematian atau berpisahnya antara ruh dan jasad, sebagaimana Allah berfirman:
وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفّٰىكُمْ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ
“Allah telah menciptakanmu, kemudian mewafatkanmu. Di antara kamu ada yang dikembalikan pada usia yang tua renta (pikun) sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. [an-Nahl: 70].
Dalam ayat yang lain Allah subhanahu wa ta’ala mencela penduduk neraka karena perbuatan mereka yang tidak menghiraukan atau mengindahkan umur mereka yang panjang dan sampai padaa usia tua
اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ
“Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa (yang cukup) untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir. (Bukankah pula) telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka, rasakanlah (azab Kami). Bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.”
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallama memberi ancaman dengan ancaman yang keras bagi orang-orang yang sampai pada usia tua yang melakukan maksiat atau dosa,
ثَلَاثَةٌ لَايُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَ لَايُزَكِّيْهِمْ وَ لَايَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ: شَيْخٌ زَانٍ وَ مَلِكٌ كَذَّابٌ وَ عَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ
“Allah tidak akan mengajak bicara, mensucikan dan melihat tiga golongan pada hari kiamat dan bagi mereka adzab yang pedih yaitu: orang tua yang berzina, penguasa yang suka berbohong dan orang miskin dan sombong”. [Muslim].
Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Mudir Pesantren MAQI)