Berbuat Baik Terhadap Istri
Berbuat Baik Terhadap Istri
Bagian I
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ-] لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ[ أَوْ قَالَ ]غَيْرَهُ [( رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a dia berkata telah bersabda Rasulullah saw “janganlah seorang mukmin memarahi mukminah, jika merasa tidak senang terhadap salah satu perangainya maka ada perangai laing yang dia sukai” atau beliau katakana “yang lainnya” HR Muslim
Seorang suami dilarang membenci istrinya dalam segala hal yang dapat menyeretnya untuk menceraikannya, tetapi dia harus menyeimbangkan antara yang membuatnya benci dengan apa yang membuatnya ridha. Sehingga dengan demikian, dia akan memaafkannya serta melupakan tindakannya yang kurang menyenangkannya, serta menutupi hal-hal yang dibencinya dengan yang disukainya.
Demikianlah islam negajarkan kepada setiap pemeluknya sikap tidak berlebihan antara cinta dan benci. Oleh sebab itu khalifah ‘Umar Abu Hafs berkat kepada Aslam “ wahai Aslam! Janganlah cintamu menjadikan dirimu bergantung dan jangan pula kebencianmu mengakibatkan kehancuran” Aslam bertanya “bagaimana hal tersebut bias terjadi?” ‘Umar Abu Hafs menjawab “jika kamu jatuh cinta, maka jangan sampai cinta membuatmu bergantung, sebagaimana seorang bayi yang bergantung kepada apa yang dicintainya. Dan jika kamu membenci, maka jangan sampai kebencianmu itu menjadikanmu ingin merusak dan membinasakan temanmu”.
Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Staff Pengajar Pesantren MAQI)