Fiqih

Macam-Macam Najis dan Cara Mensucikannya

Pengertian Najis

Najis adalah segala sesuatu yang dianggap kotor oleh syariat dan menghalangi sahnya ibadah, terutama shalat. Islam menaruh perhatian besar terhadap kesucian, karena seorang muslim tidak boleh menunaikan shalat kecuali dalam keadaan suci dari hadats dan najis.

Allah ﷻ berfirman:

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

“Dan pakaianmu bersihkanlah.” (Al-Muddatsir: 4)

Ayat ini menegaskan bahwa kebersihan dan kesucian merupakan bagian dari perintah Allah ﷻ.

Macam-Macam Najis

Para ulama fiqih membagi najis ke dalam beberapa kategori agar mudah dipahami dan diamalkan.

1. Najis Mughalazhah (Najis Berat)

Najis berat adalah najis anjing dan babi, baik daging, air liur, maupun seluruh anggota tubuhnya.

Dalilnya adalah sabda Rasulullah ﷺ dari sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه:

طَهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ

“Kesucian bejana salah seorang di antara kalian apabila dijilat anjing adalah dengan membasuhnya tujuh kali, yang pertama dengan tanah.” (HR. Muslim no. 279)

2. Najis Mutawassithah (Najis Sedang)

Najis sedang adalah najis yang umum dijumpai, seperti:

  • Air kencing dan kotoran manusia.

  • Air kencing dan kotoran hewan yang haram dimakan.

  • Darah yang keluar dari tubuh dalam jumlah banyak.

Dalilnya adalah sabda Rasulullah ﷺ dari sahabat Asma’ binti Abu Bakar رضي الله عنهما:

جَاءَتِ امْرَأَةٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَتْ: إِحْدَانَا يُصِيبُ ثَوْبَهَا مِنْ دَمِ الْحَيْضِ كَيْفَ تَصْنَعُ؟ قَالَ: تَحُتُّهُ ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّي فِيهِ

“Seorang wanita datang kepada Nabi ﷺ dan berkata: ‘Pakaian salah seorang dari kami terkena darah haid, bagaimana caranya?’ Beliau menjawab: Hendaknya ia mengeriknya, lalu mencucinya dengan air, kemudian membasahinya, setelah itu ia boleh shalat dengan pakaian itu.” (HR. Al-Bukhari no. 227 dan Muslim no. 291)

3. Najis Mukhaffafah (Najis Ringan)

Najis ringan adalah kencing bayi laki-laki yang belum makan selain ASI.

Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Ummu Qais binti Mihshan رضي الله عنها:

أَنَّهَا أَتَتْ بِابْنٍ لَهَا صَغِيرٍ لَمْ يَأْكُلِ الطَّعَامَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَأَجْلَسَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فِي حِجْرِهِ فَبَالَ عَلَى ثَوْبِهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَنَضَحَهُ وَلَمْ يَغْسِلْهُ

“Ummu Qais binti Mihshan رضي الله عنها membawa seorang bayi laki-lakinya yang belum makan makanan kepada Rasulullah ﷺ. Lalu Rasulullah ﷺ mendudukkannya di pangkuannya, kemudian bayi itu kencing di bajunya. Maka Rasulullah ﷺ meminta air, lalu memercikinya dan tidak mencucinya.” (HR. Al-Bukhari no. 223 dan Muslim no. 287)

Cara Mensucikan Najis

1. Cara Mensucikan Najis Mughalazhah

Najis anjing dan babi disucikan dengan mencuci tujuh kali, salah satunya menggunakan tanah atau sesuatu yang sejenis dengannya.

2. Cara Mensucikan Najis Mutawassithah

Najis sedang disucikan dengan menghilangkan benda najis dan mencuci bagian yang terkena najis hingga hilang bau, warna, dan rasanya. Jika masih tersisa salah satunya yang sulit dihilangkan, maka dimaafkan.

3. Cara Mensucikan Najis Mukhaffafah

Najis ringan cukup diperciki dengan air tanpa harus dicuci berulang-ulang.

Hikmah Disyariatkannya Bersuci dari Najis

  • Menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan.

  • Meningkatkan kualitas ibadah karena ibadah tidak sah tanpa kesucian.

  • Melatih kedisiplinan agar seorang muslim selalu hidup dalam keadaan suci.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments

Pesantren MAQI

Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Advertisment ad adsense adlogger