Muqaddimah Ilmu Nahwu
Pengantar
Ilmu nahwu adalah salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang sangat penting bagi seorang muslim. Dengan memahami nahwu, seseorang akan mampu membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an serta Sunnah Nabi ﷺ dengan benar sesuai makna yang dimaksud. Para ulama menekankan bahwa nahwu adalah kunci untuk menguasai ilmu-ilmu syar’i.
Imam Syafi’i رحمه الله berkata:
ما جهل الناس ولا اختلفوا إلا بتركهم لسان العرب وميلهم إلى لسان أرسطاطاليس
“Tidaklah manusia itu bodoh dan berselisih, kecuali karena meninggalkan bahasa Arab dan cenderung kepada bahasa Aristoteles.” (Dinukil dalam Al-Kifayah fi al-‘Ilm al-Riwayah, Al-Khatib al-Baghdadi, 1/13)
Pernyataan ini menegaskan betapa pentingnya bahasa Arab dan ilmu nahwu sebagai sarana memahami agama Islam.
Definisi Ilmu Nahwu
Secara bahasa, nahwu berarti arah atau tujuan. Sedangkan secara istilah, ilmu nahwu adalah ilmu yang membahas tentang akhir kata dalam bahasa Arab, baik dari sisi perubahan (mu‘rab) maupun tetapnya (mabnī), serta hukum-hukum yang berkaitan dengannya.
Dengan nahwu, seorang penuntut ilmu dapat memahami posisi kata dalam kalimat, apakah ia berperan sebagai mubtada’, khabar, fa‘il, maf‘ul bih, dan lainnya.
Sejarah Singkat Ilmu Nahwu
Ilmu nahwu lahir pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه. Beliau melihat adanya kekeliruan dalam membaca Al-Qur’an di kalangan sebagian orang Arab yang bercampur dengan bangsa non-Arab. Maka beliau memerintahkan Abu al-Aswad ad-Du’ali untuk merumuskan kaidah dasar bahasa Arab agar bacaan Al-Qur’an terjaga dari kesalahan (laḥn).
Sejak saat itu, ilmu nahwu berkembang hingga lahir kitab-kitab penting seperti Al-Kitab karya Sibawaih, Al-Ajurrumiyyah karya Ibn Ajurrum, dan Alfiyyah karya Ibnu Malik.
Urgensi Ilmu Nahwu dalam Islam
Allah ﷻ menurunkan Al-Qur’an dengan bahasa Arab yang fasih:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab agar kamu memahaminya.” (Yusuf: 2)
Rasulullah ﷺ juga bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Utsman bin Affan رضي الله عنه:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5027)
Memahami Al-Qur’an tidak bisa dilepaskan dari penguasaan bahasa Arab. Sedangkan memahami bahasa Arab membutuhkan ilmu nahwu.
Manfaat Mempelajari Ilmu Nahwu
-
Menjaga bacaan Al-Qur’an dan doa. Dengan nahwu, seseorang dapat membaca ayat Al-Qur’an dengan i‘rāb yang benar.
-
Mencegah kesalahan pemahaman. Perbedaan harakat bisa mengubah makna ayat dan hadits.
-
Membantu memahami kitab turats. Mayoritas kitab klasik ditulis dengan kaidah nahwu yang kuat.
-
Menguatkan dakwah. Seorang da’i akan lebih mantap dalam menjelaskan dalil dengan pemahaman bahasa yang lurus.
Contoh Kesalahan tanpa Nahwu
Contoh sederhana:
كَلَبُ الرَّجُلِ – anjing milik laki-laki
كَلْبَ الرَّجُلِ – anjing itu menyerang laki-laki
Perbedaan harakat pada kata “kalb” mengubah makna kalimat secara total. Inilah pentingnya ilmu nahwu dalam memahami maksud sebenarnya dari sebuah teks.
Kesimpulan
Ilmu nahwu adalah pondasi untuk memahami Al-Qur’an, Sunnah, dan kitab-kitab ulama. Ia bukan sekadar ilmu tata bahasa, tetapi sarana utama menjaga kemurnian Islam dari kesalahan pemahaman. Oleh karena itu, setiap penuntut ilmu syar’i seharusnya memberikan perhatian besar terhadap ilmu ini.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|