Pengantar Aqidah Islam – Pentingnya Aqidah yang Lurus
Pendahuluan
Aqidah adalah pondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Tanpa aqidah yang lurus, seluruh amal ibadah tidak akan bernilai di sisi Allah ﷻ. Aqidah ibarat akar bagi pohon; jika akarnya kuat, maka pohon akan kokoh dan memberikan buah yang baik. Namun jika akarnya rapuh, maka pohon itu akan mudah tumbang. Oleh karena itu, memahami aqidah yang benar merupakan kewajiban pertama bagi setiap Muslim.
Makna Aqidah
Secara bahasa, aqidah berasal dari kata العَقْدُ yang berarti ikatan yang kuat. Secara istilah, aqidah adalah keyakinan yang teguh dalam hati seorang Muslim tentang Allah ﷻ, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik maupun buruk. Aqidah juga mencakup pengakuan akan keesaan Allah ﷻ dalam rububiyyah, uluhiyyah, serta asma’ wa sifat-Nya.
Pentingnya Aqidah dalam Kehidupan
Aqidah yang lurus menjadi pembeda antara seorang mukmin dan kafir. Allah ﷻ berfirman:
اللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا اَوْلِيَآؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
“Allah adalah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” (Al-Baqarah: 257).
Ayat ini menunjukkan bahwa aqidah yang benar membawa cahaya dalam kehidupan, sedangkan aqidah yang sesat akan menjerumuskan manusia ke dalam kegelapan.
Aqidah sebagai Pondasi Amal
Amal saleh tidak akan diterima jika tidak dilandasi aqidah yang benar. Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Umar bin Al-Khaththab رضي الله عنه:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Sesungguhnya setiap amal tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang ia niatkan” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menegaskan bahwa niat dan aqidah menjadi dasar dari diterimanya amal. Jika niatnya lurus karena Allah ﷻ, maka amal diterima. Namun jika niatnya menyimpang, maka amal menjadi sia-sia.
Bahaya Penyimpangan Aqidah
Penyimpangan dalam aqidah dapat mengantarkan seseorang pada kesyirikan, kekufuran, dan nifaq. Allah ﷻ telah memperingatkan dalam firman-Nya:
وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَئِنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
“Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelum kamu: ‘Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang yang merugi'” (Az-Zumar: 65).
Ayat ini menunjukkan bahwa syirik adalah dosa terbesar yang menghapus seluruh amal.
Penutup
Aqidah Islam adalah pondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan aqidah yang lurus, seorang Muslim akan selamat di dunia dan akhirat. Sebaliknya, penyimpangan aqidah akan membawa pada kebinasaan. Karena itu, setiap Muslim wajib mempelajari dan menjaga aqidahnya agar tetap sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai pemahaman para sahabat رضي الله عنهم.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|