Aqidah

Bentuk-Bentuk Kesyirikan dalam Rububiyyah

Pendahuluan

Tauhid Rububiyyah merupakan keyakinan bahwa Allah ﷻ adalah satu-satunya Rabb yang menciptakan, memiliki, mengatur, memberi rezeki, menghidupkan, dan mematikan seluruh makhluk-Nya. Namun, dalam sejarah dan kenyataan hidup manusia, terdapat banyak penyimpangan terhadap prinsip ini. Kesyirikan dalam Rububiyyah terjadi ketika seseorang meyakini adanya selain Allah ﷻ yang turut berperan dalam hal-hal tersebut.

Makna Kesyirikan dalam Rububiyyah

Kesyirikan dalam Rububiyyah adalah keyakinan bahwa ada sekutu bagi Allah ﷻ dalam hal penciptaan, kepemilikan, pengaturan, atau kekuasaan terhadap makhluk. Padahal Allah ﷻ menegaskan dalam firman-Nya:

اَللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ

“Allah adalah Pencipta segala sesuatu, dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu” (Az-Zumar: 62).

Ayat ini menegaskan bahwa segala sesuatu di alam semesta hanya tunduk kepada kehendak dan kekuasaan Allah ﷻ semata, tanpa ada sekutu bagi-Nya.

Bentuk-Bentuk Kesyirikan dalam Rububiyyah

1. Meyakini Ada Pencipta Selain Allah ﷻ

Sebagian manusia meyakini bahwa alam semesta ini tercipta karena kebetulan atau melalui proses alami tanpa campur tangan Sang Pencipta. Pemikiran ini dikenal dengan ateisme dan teori evolusi materialis, yang menafikan keberadaan Allah ﷻ sebagai Pencipta.

Padahal Allah ﷻ telah berfirman:

اَمْ خُلِقُوْا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ اَمْ هُمُ الْخٰلِقُوْنَۚ اَمْ خَلَقُوا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ بَلْ لَا يُوْقِنُوْنَ

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun, ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri? Ataukah mereka yang menciptakan langit dan bumi? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan)” (Ath-Thur: 35–36).

Ayat ini membantah keras orang-orang yang menolak peran Allah ﷻ sebagai Pencipta alam semesta.

2. Meyakini Ada yang Mengatur Alam Selain Allah ﷻ

Kesyirikan ini terjadi ketika seseorang percaya bahwa ada makhluk, roh, atau kekuatan gaib lain yang ikut mengatur urusan alam, menurunkan hujan, atau menentukan takdir. Keyakinan seperti ini sering muncul dalam praktik perdukunan, ritual pemujaan roh, dan kepercayaan terhadap benda-benda keramat.

Allah ﷻ berfirman:

اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ ۖ مَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا شَفِيْعٍ ۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ

“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu seorang pelindung pun dan pemberi syafaat selain Dia. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?” (As-Sajdah: 4).

Tidak ada satu pun makhluk yang mampu mengatur alam semesta, karena semua tunduk kepada perintah Allah ﷻ.

3. Meyakini Ada yang Dapat Memberi Rezeki Selain Allah ﷻ

Sebagian manusia percaya bahwa rezeki datang dari kekuatan selain Allah ﷻ, seperti benda pusaka, jin, atau makhluk halus. Padahal, hanya Allah ﷻ yang memberikan rezeki kepada seluruh makhluk-Nya.

وَمَا مِنْ دَآبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا

“Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya” (Hud: 6).

Keyakinan bahwa selain Allah ﷻ dapat mendatangkan rezeki adalah bentuk syirik dalam Rububiyyah.

4. Meyakini Ada yang Dapat Menghidupkan dan Mematikan Selain Allah ﷻ

Kepercayaan bahwa seseorang atau makhluk memiliki kekuatan untuk menunda kematian, membangkitkan orang mati, atau memberikan kehidupan adalah bentuk kesyirikan besar.

Allah ﷻ berfirman:

اَلَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ فَاِذَا قَضٰٓى اَمْرًا فَاِنَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

“Dialah yang menghidupkan dan mematikan; apabila Dia menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya: Jadilah! Maka jadilah ia” (Ghafir: 68).

Tidak ada makhluk yang dapat memberi atau mencabut nyawa tanpa izin Allah ﷻ.

5. Meyakini Bahwa Alam Berjalan Sendiri tanpa Campur Tangan Allah ﷻ

Sebagian orang berkeyakinan bahwa alam semesta berjalan secara otomatis tanpa kendali dari Allah ﷻ. Ini adalah bentuk kufur yang menolak keberadaan Allah ﷻ sebagai Pengatur segala sesuatu.

Padahal Allah ﷻ berfirman:

اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ يُزْجِيْ لَكُمُ الْفُلْكَ فِي الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّهٗ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا

“Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang menjalankan kapal-kapal di lautan untukmu agar kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya. Sesungguhnya Dia terhadapmu adalah Maha Penyayang” (Al-Isra: 66).

Ayat ini menunjukkan bahwa setiap gerak dan peristiwa di alam semesta terjadi karena kehendak Allah ﷻ, bukan karena sistem yang berjalan dengan sendirinya.

Hadits tentang Kesyirikan dalam Rububiyyah

Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه:

مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ

“Barang siapa mati dalam keadaan berdoa kepada selain Allah, maka ia akan masuk neraka” (HR. Al-Bukhari).

Hadits ini menegaskan bahwa siapa pun yang menganggap ada sekutu bagi Allah ﷻ dalam urusan rububiyyah, maka ia telah melakukan syirik besar yang menjerumuskannya ke neraka.

Penutup

Kesyirikan dalam Rububiyyah adalah bentuk penyimpangan yang berbahaya karena menafikan keesaan Allah ﷻ sebagai Pencipta, Pengatur, dan Pemilik seluruh makhluk. Seorang Muslim wajib menjaga kemurnian tauhidnya dengan meyakini bahwa hanya Allah ﷻ yang memiliki kendali penuh atas alam semesta dan segala isinya.

Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc

Facebook Comments

Pesantren MAQI

Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Advertisment ad adsense adlogger