Pemuda Qur’ani
Generasi Qur’ani adalah sekumpulan pemuda yang selalu berpegang teguh pada ajaran Al-Qur’an, menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya, membacanya, menghafalnya dan memahami isinya, serta mengamalkannya dalam seluruh aspek kehidupan dan kelakuan. Dalam surat al-Kahfi Allah telah memberikan gambaran yang sangat medalam tentang pemuda yang selalu menjunjung tinggi nilai ibadah dan nilai ilahiyyah, segala sesuatu yang mereka lakukan hanya diperuntukkan untuk Allah semata serta mereka tidak gentar dengan apapun ancamannya.
Allah berfirman:
إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
فَضَرَبْنَا عَلَىٰٓ ءَاذَانِهِمْ فِى ٱلْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا
ثُمَّ بَعَثْنَٰهُمْ لِنَعْلَمَ أَىُّ ٱلْحِزْبَيْنِ أَحْصَىٰ لِمَا لَبِثُوٓا۟ أَمَدًا
نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِٱلْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوا۟ بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَٰهُمْ هُدًى
“(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.
“Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu”
“Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu] yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu)”
“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk”
“Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.”(QS al-Kahfi ayat 10 – 13)
Dalam ayat- ayat tersebut Allah menggambarkan bagaimana keimanan para pemuda gua (ashabul kahfi) yang rela mengorbankan dirinya hanya untuk mempertahankan nilai nilai ilahiyyah. Pada saat itu mereka dihadapkan dengan raja yang sangat dzolim bahkan kufur dan mengajak pada kekufuran dengan cara melarang bahkan menghukum semua rakyatnya yang menyembah Allah semata.
Sekumpulan pemuda ini akhirnya berinisiatif untuk keluar dari kukungan penguasa dzolim tersebut agar dapat beribadah denga naman dan nyaman tanpa gangguan dan ancaman. Hingga akhirnya mereka bersepakat untuk keluar, namun saying rencana mereka diketahui oleh raja dan langsung menugaskan tentaranya untuk memburu dan menangkap mereka.
Di penghujung jalan para pemuda itu sudah terkepung oleh bala tantara dan tidak memiliki tempat bersembunyi yang lain selain gua yang kecil (kahfun). Dengan penuh keyakinan atas pertolongan Allah mereka masuk kedalamnya dan berdoa kepada Allah memohon rahmatnya (doanya pada surat alkahfi ayat 10). Di tengah kegelapan gua, dibalut rasa jemas, dihantui oleh tantara raja, tidak punya bekal makanan, gua yang menjadi tempat pesembunyian hanyalah tempat yang kecil tapi anehnya mereka tidak memohon keselamatan, tidak memohon diberi ketenangan, tidak memohon makanan dan tempat tidur yang nyaman, tidak memon gua-nya di luaskan. Justru yang mereka minta adalah rahmat Allah ta’ala. Ini membuktikan keteguhan iman para pemuda kahfi, karena mereka yakin dengan rahmat Allah-lah mereka akan selamat, bukan dengan persediaan makanan, tempat yang luas dan hati yang tenang.
Hingga Allah memberikan pertolongan dengan rahmat-nya mereka semua tertidur selama beberapa ratus tahun (300 tahun walaupun ada khilaf), dengan begitu mereka selamat dari kejaran tantara dzolim tanpa merasakan pusing, pegal sedikitpun, bahkan mereka beranggapan bahwa mereka hanya tidur beberapa jam saja. Dan semua ini mustahil jika tidak dengan rahmat Allah ta’ala.
Kemudian Allah jelaskan dalam ayat yang ke-13 dari surat al-Kahfi bahwa mereka adalah pemuda yang beriman kepada Allah, yang yakin kepada Allah, yang tulus menyembah dan beribadah hanya untuk Allah Ta’ala maka Allah tambahkan kepada mereka hidayah (petunjuk). Ketika itu keajaibanpun muncul dalam sejarah hidup mereka, dan Allah abadikan dalam kitab-kitab suci yang dibawa oleh para Nabi utusannya termasuk al-Qur’an.
Pemuda zaman now atau milenial sekarang ini realitasnya banyak yang di sibukkan oleh smartphone, ganget, dan media sosial, beberapa di antaranya ada yang tidak memiliki kesibukan dan menghabiskan waktu luangnya untuk tiduran dan berselancar di dunia maya, hingga timbullah istilah generasi rebahan. Dengan realita dari perubahan zaman yang semakin canggih ini apakah yang sebenarnya diharapkan dari pemuda, dan akankah pemuda zaman now menjadi generasi Qur’ani?
Sebuah ungkapan Arab mengatakan “pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan” oleh karena itu pada zaman sekarang ini, sebagai pemuda kita harus mampu menjadi pelopor bukan pengekor, pemuda sekarang harus berjiwa Qur’ani dan jangan sampai menjadi budak zaman. Kemajuan teknologi harus dipergunakan secara semestinya seperti mengambil yang baik-baik didalamnya dan menjadikan sebagai sarana belajar, apalagi aktifitas menuntut ilmu merupakan sesuatu yang memang di wajibkan atas setiap muslim, serta menjadikan Al-Qur’an sebagai rambu-rambu dalam kehidupan.
Di antara ciri-ciri pemuda Qur’ani antara lain:
Pertama, memiliki Iman yang kuat terhadap akidah Islam, yakni pemuda yang memiliki ketakwaan kepada Allah SWT, dan menjadikan Islam sebagai gaya hidup (lifestyle), mereka bangga dengan islam, cara bicaranya sunnah, olah raganya sunnah, akrab dengan majelis ilmu, serta berteman dengan orang yang shaleh.
Kedua, memiliki akhlak yang mulia. Sudah sepatutnya pemuda mengamalkan dan berakhlak dengan Al-Quran, terutama pada zaman sekarang ini para pemuda tidak boleh lepas dari pedoman hidupnya (Al-Qur’an). Nabi Muhammad diutus Allah untuk membangun akhlak mulia, di dalam Al-Qur’an diterangkan “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…”(QS al-Ahzab ayat 21). Hadist dari Aisyah RA “Akhlak beliau (Rasulullah) adalah Al-Qur’an”
Ketiga, memiliki kekuatan fisik. Sebagai seorang mukmin hendaklah kita menjadi mukmin yang kuat dan tidak lemah, olahraga adalah salah satu cara untuk menjaga tubuh kita agar tidak mudah terkena penyakit, diantara olahraga yang di anjurkan dalam islam yaitu olahraga panahan, berkuda, berenang, berlari, dan gulat.
Suatu ketika, Ummul Mukmin Aisyah melihat sekelompok pemuda yang berjalan dengan gontai, lemas, loyo dan bermalas-malasan. Lalu dikatakan kepada beliau “Para pemuda tersebut adalah orang-orang yang ahli ibadah, ahli qana’ah dan ahli zuhud.” Aisyah berkata “Demi Allah yang jiwaku dalam genggaman-Nya, sesungguhnya Umar bin khattab adalah orang yang lebih banyak ibadahnya, lebih hebat zuhudnya, dan lebih takut kepada Allah daripada mereka. Namun apabila Umar memukul, pukulannya menyakitkan. Apabila dia berbicara, pembicaraannya akan di dengar. Dan apabila dia berjalan, maka jalannya cepat.”
Keempat, berdikari dan produktif. Berdikari yaitu berdiri di atas kaki sendiri atau mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Untuk mewujudkan Generasi Qurani Rasulullah SAW merupakan contoh terbaik untuk di ikuti oleh generasi muda masa kini. Rasulullah SAW rajin bekerja dan bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya, bahkan dimasa mudanya beliau sudah mampu mencari sumber rezki sendiri. Dahulunya beliau pernah mengembala kambing dari penduduk mekah, selain itu beliau juga merupakan seorang pedagang yang jujur dan amanah.
Sahabatku yang disayangi Allah, kita adalah umat yang Allah turunkan Al-Qur’an sebagai mukjizat yang agung, betapa ruginya umat yang tidak menjadikan Al-Quran sebagai panduan hidup. Hidup dalam sinaran petunjuk Al-Qur’an dan mematuhi ketentuan-ketentuannya merupakan kunci untuk mendaptakan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW bersabda “sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”(HR Al-Bukhari)
Penulis : Ustadz Faisal Alhabsyi (Bidang Kurikulum dan Akademik Pesantren MAQI)