Mendawamkan Perbuatkan Baik
Mendawamkan Perbuatkan Baik
Berkaitan dengan mengerjakan kebaikan, setiap manusia yang melakukannya akan mendapatkan dua kesusasahan, kesusahan untuk mengerjakan kebaikan tersebut karena syetan akan selalu menghalangi manusia dari segala kebaikan supaya tidak dikerjakan. Yang kedua adalah kesuliatn untuk memelihara setiap kebaikan yang telah dilakukan agar tetap terjaga. Allah subhanahu wa ta’ala memberikan peringatan untuk tidak menjadi seperti perempuan bodoh yang telah memintal benang sepanjang hari sehingga benang tersbut menjadi kain yang untuh dan kuat lalu kemudian ia menguraikannya
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًا
“Janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai Kembali”. [an-Nahl: 27]
Al-Khazin mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah sesungguhnya perempuat tersebut sulit untuk menahan diri dari melakukan kebaikan dan kalaupun dia melakukan kebaikan, maka dia sulit untuk menahan diri dari membatalkan kebaikan tersebut.
Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada setiap manusia yang beriman untuk mngerjakan kebaikan sampai garis akhir yaitu kematian
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ
“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kepastian (kematian)”. [al-Hijr: 99]
Dalam ayat tersebut terdapat tuntutan bagi setiap manusia yang beriman untuk tetap dan senantisa menyembah Allah subhanahu wa ta’ala dengan melakukan kebaikan-kebaikan yaitu mengerjakan setiap perintah dan meninggalkan setiap larangan
Ummul mukminin ‘Aisyah ra mengatakan bahwa cara melaksanakan agama yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang dilaksanakan secara rutin. Disisi lain Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallama pernah berkata kepada ‘Abdullah bin ‘Ash “wahai Abdullah janganlah kamu seperti si fulan dulu dia selalu melaksanakan shalat malam kemudia dia tidak melakukannya lagi.
Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Mudir Pesantren MAQI)