Keutamaan Tafakkur dalam Islam
Bintang, pepohonan, gunung dan awan adalah nikmat dan anugerah yang Allah ciptakan untuk dapat dinikmati oleh manusia, wujud keberadaannya merupakan suatu hal yang mesti disyukuri. Andaikata seluruh daratan berwarna putih tanpa ada pepohonan berdaun hijau dan lautan berwarna biru maka dunia akan terasa hampa.
Seluruh warna yang timbul pada setiap makhluq ciptaanNya memiliki arti dan faidahnya masing-masing. Tidak ada satu pun makhluq Allah yang sia-sia.
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Ali Imran:191)
ayat diatas menjadi dalil bahwa segala ciptaan Allah SWT baik yang hidup maupun mati terdapat sumber hikmah didalamnya.
Dan dikatakan dalam suatu riwayat bahwa siapa saja yang melihat bintang-bintang dan juga bertafakkur (menghayati) keindahannya dan pada kekuasaan Allah pula, kemudian dia membaca ayat do’a tersebut diatas, akan dicatat baginya kebaikan sebanyak bintang-bintang yang bertebaran dilangit.
Dan diriwayatkan pula dari Amir bin Qais bahwasanya dia berkata, “orang yang paling bahagia didunia adalah orang yang paling sering bersedih atas dosanya didunia, dan orang yang paling banyak tertawanya diakhirat adalah orang yang paling sering menangis saat dia hidup di dunia, dan orang yang paling bersih imannya pada hari kiamat adalah orang yang paling sering bertafakkur (tentang kekuasaan) Allah didunia.
عن الأعمش عن عمرو بن مرة قال مر النبي على قوم يتفكرون فقال تفكروا في الخلق ولا تفكروا في الخالق
Dari A’masy dari Amr bin Murrah berkata :” pada suatu waktu Nabi Muhammad Shallallahu A’laihi wa sallam pernah melewati suatu kaum yang sedang bertafakkur, kemudia Nabi bersabda,” Bertafakkurlah (renungkanlah) ciptaan Allah dan jangan kalian renungkan Dzat Allah”.
Berdasarkan dalil-dalil diatas, dapat kita ambil pelajaran, bahwa akal merupakan karunia Allah untuk manusia, guna dapat digunakan dengan sebaik-baiknya, karenanya akal adalah wasilah terhubungnya ikatan antara Allah dan manusia, maka semakin sering kita bertafakkur maka akan semakin besar pula ketakjuban orang-orang beriman terhadap kuasa Allah Azza wa Jalla.
Wallahu A’lam
Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)