“Berbagi Kebahagiaan, Peduli Sesama’
“Berbagi Kebahagiaan, Peduli Sesama’
Di tengah kesibukan dan dinamika kehidupan modern, sering kali kita lupa akan pentingnya peduli sesama. Kepedulian terhadap orang lain bukan hanya merupakan tindakan yang baik, tetapi juga esensi dari kemanusiaan itu sendiri. Mari kita telaah lebih dalam mengenai arti penting dari peduli sesama dan bagaimana kita dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam QS. Al-Maidah ayat 2 Allah Swt berfirman :
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (Al-Mâidah (5):2).
Dalam ayat tersebut terdapat batasan yang sangat penting bahwa peduli sesama harus dalam hal kebaikan dan ketakwaan bukan dalam hal dosa dan maksiat. Kepedulian tidak hanya membawa manfaat bagi orang yang menerima bantuan, tetapi juga bagi yang memberikannya. Menjalin hubungan sosial yang positif dan memberi makna dalam hidup kita, menjadikan kita lebih bahagia dan merasa terhubung dengan orang lain.
Ada beberapa cara untuk mengimplementasikan kepedulian terhadap sesama di era modern ini sebagai berikut :
- Mulailah dari Lingkungan Terdekat: Perhatikan orang-orang di sekitar kita, seperti tetangga, teman, atau keluarga. Tanyakan kabar mereka atau tawarkan bantuan saat mereka membutuhkan.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim yang artinya: “apabila salah satu di antara kalian bersedekah, hendaklah dimulai dari dirinya. Dan apabila dalam keadaaan itu ada kelebihan, barulah diberikannya pada kaum kerabatnya. Lalu apabila masih ada kelebihan lagi, maka buat kaum kerabatnya”.
- Bergabung dalam Kegiatan Sosial: Ikuti organisasi atau komunitas yang fokus pada kegiatan sosial. Hal ini tidak hanya memperluas jaringan sosial, tetapi juga memberi kita kesempatan untuk berkontribusi lebih banyak.
Ada sebuah ayat indah yang telah Allah firmankan untuk kita semua yang berkaitan dengan perintah untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar melalui organisasi, yaitu di surat ali- imron ayat 104, yang berbunyi :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.
- Berbagi Pengetahuan dan Keterampilan: Mengajarkan orang lain tentang keterampilan yang kita miliki dapat menjadi cara yang efektif untuk menunjukkan kepedulian. Misalnya, mengajarkan anak-anak di lingkungan sekitar tentang membaca atau menghitung.
“Sedekah yang paling utama ialah seorang muslim belajar suatu ilmu, kemudian mengajarkannya kepada saudara muslim lainnya.” (H.R Ibnu Majah).
- Memberikan Donasi: Baik dalam bentuk uang, barang, atau waktu, donasi adalah salah satu cara untuk membantu orang yang kurang beruntung. Temukan organisasi yang sesuai dengan nilai dan tujuan kita untuk memberikan bantuan yang lebih terarah.
لاَ تُوكِي فَيُوكى عَلَيْكِ
“Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa menyedekahkannya). Jika tidak, maka Allah akan menahan rezeki untukmu” (HR. Bukhari).
- Menyebarkan Kebaikan di Media Sosial: Di era digital, kita juga bisa menunjukkan kepedulian melalui platform media sosial. Membagikan cerita inspiratif, informasi tentang penggalangan dana, atau sekadar menyebarkan pesan positif bisa berdampak besar.
Allah Azza wa Jalla berfirman :
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al An’am: 160).
Penulis: Ustadz Izaz Fauzi Awaludin (Pengajar Pesantren MAQI)