Bahaya Menuntut Ilmu Akherat Untuk Mencari Kehidupan Dunia
Kata ilmu dalam bahasa Arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu akhirat dapat berarti mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan akhirat , dan lain sebagainya. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa.
Dan dalam islam ilmu adalah sebuah hal yang sangat berharga bagi setiap orang. Demikian juga halnya dalam agama yang mulia ini ilmu memiliki kedudukan yang amat tinggi, dalam Al Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala katakan :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah Subhanahu wa Ta’ala akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat”. (QS : Al Mujadalah [58] :11)
Dalam surat Fatir ayat 28, Allah SWT berfirman:
“Dan demikian pula diantara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun.”
Ayat ini menjelaskan tentang, dengan ilmu, seseorang akan lebih memahami bagaimana kehidupan ini diciptakan dan mendalami pengetahuan tentang kuasa Allah SWT sebagai sang maha pencipta. Orang berilmu akan takut melakukan hal-hal yang mengandung dosa karena ia memiliki pengetahuan akan kekuasaan dan juga kebesaran Allah SWT.
Dalam sebuah hadist tentang keutamaan ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Namun ada golongan penuntut ilmu yang tidak akan masuk masuk ke dalam syurga dan mereka adalah orang-orang yang menuntut ilmu akhirat dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan duniawi semata.
Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam besabda :
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي رِيحَهَا
“Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga.” (HR. Ibnu Majah dishahihkan Al-Albany)
من طلب العلم للفخر والرياسة، ونظر إلى المسلمين شزرا، وتحامق عليهم، وازدرى بهم، فهذا من أكبر الكبر، ولا يدخل الجنة من في قلبه ذرة.
“Siapa yang mencari ilmu untuk tujuan membanggakan diri dan meraih kepemimpinan, memandang kaum muslimin dengan pandangan merendahkan, menganggap mereka sebagai orang-orang yang dungu, dan meremehkan mereka, maka semacam ini merupakan kesombongan terbesar, dan orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji sawi tidak akan masuk surga.” (kitab al-kabair hal 38)
Semoga kita tidak termasuk pada golongan yang ini
اللهم آمين
Penulis : Ustadz Faisal Alhabsyi (Bidang Kurikulum dan Akademik Pesantren MAQI)