Al-Quran

Adab Terhadap Al-Qur’an (2)

Rukun iman yang ketiga adalah beriman kepada kitab-kitab Allah, salah satunya adalah al-Qur’an yang telah Allah tuirunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Tentu membacanya, mempelajarinya serta mengamalkannya merupakan kewajiban kita semua selaku umat Islam. Karena ini merupakan ibadah yang teramat besar pahalanya bahkan Allah SWT menjanjikan pahala sepuluh kebaikan untuk setiap satu huruf yang dibaca. Itu pahala membacanya saja, apalagi kalau kita mau mentadaburi dan mengamalkannya.

Namun ada beberapa adab yang harus diperhatikan agar jangan sampai kita termasuk golongan yang dilaknat oleh al-Qur’an  sebagimana sabda Nabi: “Banyak yang membaca al-Qur’an tetapi al-Qur’an sendiri melaknatnya“. Maka inilah diantara adab terhadab al-Qur’an;

 

  1. Bacalah al-Qur’an dengan tertib dan tidak tergesa-gesa

عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ عَنْ قِرَاءَةِ النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ كَانَ يَمُدُّ مَدًّا (رواه البخاري)

Dari Qatadah ia berkata; Aku pernah bertanya kepada Anas bin Malik mengenai bacaan Nabi ﷺ, maka ia pun menjawab, “Bacaan beliau adalah memanjangkan sehingga bisa dibaca.” (HR. Bukhari)

عَنْ جُنْدَبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ مَا ائْتَلَفَتْ قُلُوبُكُمْ فَإِذَا اخْتَلَفْتُمْ فَقُومُوا عَنْهُ (رواه البخاري)

Dari Jundub bin Abdullah dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Bacalah Al-Qur’an ketika hati-hati kalian memang menyatu, namun jika kalian berselisih, maka beranjaklah darinya.” (HR. Bukhari)

 

  1. Al-Qur’an akan memberikan syafa’at di hari akhir


عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ (رواه مسلم)

Dari Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, yakni surah Al-Baqarah dan Ali ‘Imran, karena keduanya akan datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi pembacanya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya. Bacalah Al-Baqarah, karena dengan membacanya akan memperoleh barokah, dan dengan tidak membacanya akan menyebabkan penyesalan, dan pembacanya tidak dapat dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir.” (HR. Muslim)

 

  1. Bacalah al-Qur’an diwaktu siang dan malam


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ لَا حَسَدَ إِلَّا عَلَى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَقَامَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَرَجُلٌ أَعْطَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يَتَصَدَّقُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ (رواه البخاري)

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma berkata; Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak diperbolehkan hasad kecuali pada dua hal, yaitu; Seorang yang diberi karunia Al-Qur’an oleh Allah sehingga ia membacanya (shalat dengannya) di pertengahan malam dan siang. Dan seseorang yang diberi karunia harta oleh, sehingga ia menginfakkannya pada malam dan siang hari.” (HR. Bukhari)

 

  1. Tadabburilah isi kandungan al-Qur’an


عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ يَخْرُجُ فِيكُمْ قَوْمٌ تَحْقِرُونَ صَلَاتَكُمْ مَعَ صَلَاتِهِمْ وَصِيَامَكُمْ مَعَ صِيَامِهِمْ وَعَمَلَكُمْ مَعَ عَمَلِهِمْ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ يَنْظُرُ فِي النَّصْلِ فَلَا يَرَى شَيْئًا وَيَنْظُرُ فِي الْقِدْحِ فَلَا يَرَى شَيْئًا وَيَنْظُرُ فِي الرِّيشِ فَلَا يَرَى شَيْئًا وَيَتَمَارَى فِي الْفُوقِ (رواه البخاري)

Dari Abu Said Al Khudri radhiallahu’anhu, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Akan ada suatu kaum yang berada ditengah-tengah kalian, dimana mereka meremehkan shalat kalian dengan (memuji) shalat mereka, dan meremehkan shaum kalian dengan (memuji) shaum mereka, dan meremehkan amal kalian dengan (memuji) amal merka. Dan mereka membaca Al-Qur’an, namun bacaan mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan, mereka keluar dari Din, sebagaimana meluncurnya anak panah dari busurnya. Ia melihat pada ujung panahnya, namun ia tidak mendapatkan sesuatu, kemudian melihat pada lubangnya, juga tak menemukan sesuatu, lalu ia melihat pada bulunya juga tidak melihat sesuatu. Ia pun saling berselisih akan ujung panahnya.” (HR. Bukhari)


قاَلَ بِلَالٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا يُبْكِيْكَ؟ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ: وَيْحَكَ يَا بِلَالُ وَمَا يَمْنَعَنِي أَنَّ أَبْكِى وَقَدْ أَنْزَلَ اللهُ عَلَيَّ فِي هَذِهِ الَّليْلَةِ (اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ( ثُمَّ قَالَ: وَيْلٌ لِمَنْ قَرَأَهَا وَلَمْ يَتَفَكَّرْ فِيْهَا (ابن كثير 44:1)

Bilal berkata: Wahai Rasulullah! Apa yang menyebabkan engkau menangis padahal Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang? Maka beliau menjawab: “Kasihan engkau wahai Bilal, dan mengapa aku tidak menangis padahal Allah telah menurunkan kepadaku malam ini ayat; Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, kemudian beliau bersabda: “Celakalah bagi orang yang membacanya tapi tidak mentafakurinya”. (Ibnu Katsir, 1:44)

قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكِ: رُبَّ تاَلِ الْقُرْآنَ وَاْلقُرْآنُ يَلْعَنُهُ

Anas bin Malik berkata: “Betapa banyak orang yang membaca al-Qur’an, sementara al-Qur’an melaknatnya”.


عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ قَدِمَ عَلَيْنَا سَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ وَقَدْ كُفَّ بَصَرُهُ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ مَنْ أَنْتَ فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ مَرْحَبًا بِابْنِ أَخِي بَلَغَنِي أَنَّكَ حَسَنُ الصَّوْتِ بِالْقُرْآنِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ نَزَلَ بِحُزْنٍ فَإِذَا قَرَأْتُمُوهُ فَابْكُوا فَإِنْ لَمْ تَبْكُوا فَتَبَاكَوْا وَتَغَنَّوْا بِهِ فَمَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِهِ فَلَيْسَ مِنَّا (رواه ابن ماجه)

Dari ‘Abdurrahman bin As Sa`ib ia berkata, ” Sa’d bin Abu Waqash datang menemui kami sementara matanya telah buta, maka aku pun mengucapkan salam kepadanya, ia berkata, “Siapa kamu?” maka aku pun kabarkan kepadanya (siapa kami). Ia pun berkata, “Selamat datang wahai anak saudaraku, telah sampai kepadaku bahwa suaramu bagus ketika membaca Al-Qur’an. Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Al-Qur’an turun dengan kesedihan, jika kalian membacanya maka bacalah dengan menangis, jika kalian tidak bisa menangis maka berpura-puralah untuk menangis. Dan iramakanlah dalam membacanya, barangsiapa tidak mengiramakannya maka ia bukan dari golongan kami. ” (HR. Ibnu Majah)

 

  1. Berlindunglah kepada Allah jika membaca ayat yang menerangkan siksaan


عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَكَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَفِي سُجُودِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى قَالَ وَمَا مَرَّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ إِلَّا وَقَفَ عِنْدَهَا فَسَأَلَ وَلَا آيَةِ عَذَابٍ إِلَّا تَعَوَّذَ مِنْهَا (أخرجه الخمسة)

Dari Hudzaifah berkata; Aku shalat bersama Rasulullah ﷺ, saat rukuk beliau membaca: SUBHAANA RABBIYAL ‘ADHAIM dan pada saat sujud beliau membaca SUBHAANA RABBIYAL A’LAA. Berkata Hudzaifah: Tidaklah beliau membaca ayat rahmat melainkan berhenti lalu berdoa dan tidaklah membaca ayat azab keucali beliau meminta perlindungan darinya. (HR. Imam Yang Lima)

 

Metode Mempelajari al-Qur’an Versi KH. Aceng Zakaria;

  • Jatah umur manusia kurang lebih 60 tahun
  • 0-15 tahun: Belajar membaca (menghafal) al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid
  • 16-45 tahun: Mempelajari arti dan isi kandungan al-Qur’an sebanyak 1 juz/tahun
  • 46-60 tahun: Memuroja’ah bacaan, arti serta isi kandungan al-Qur’an sebanyak 2 juz/tahun

Jika setiap muslim dapat menyisikan waktu untuk belajar al-Qur’an minimal 1 baris dalam sehari, in sya Allah dalam usia 45 tahun sudah tamat membaca al-Qur’an berikut mengetahui dan menguasai arti dan kandungan isi al-Qur’an.

 

Alhamdulillah artikel seputar adab terhadap al-Qur’an telah selesai kita bahas. Mudah-mudahan sedikit banyaknya dapat menjadi pengetahuan yang mudah-mudahan berbuah menjadi amal shaleh.

 

Penulis : Ustadz Fairuuz Faatin (Bidang Perkantoran & Bendahara Pesantren MAQI

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Advertisment ad adsense adlogger