Tiga Ciri-ciri Orang Munafik
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صم:أَيَةُ المُنَافِقِ ثَلَاثَا : إِذَا حَدَثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا أُؤْتُمِنَ خَانَ
((رواه الشيخان))
Artinya :
“Dari Abu Huroiroh RA. Berkata : telah berkata Rosululloh SAW : “tanda-tanda orang munafik ada tiga macam yaitu Apabila berkata dia berdusta, Apabila berjanji dia mengingkari dan Apabila diberi amanah dia berkhianat.”((HR. Bukhori dan Muslim)).
Orang munafik termasuk orang yang dibenci oleh Alloh, kedudukan mereka dineraka mendapatkan tempat yang spesial, bahkan Alloh telah menyiapkan siksaan yang sangat berat kepada orang-orang munafik tersebut melebihi beratnya siksaan yang akan ditimpakan pada orang kafir. Tanda-tanda mereka akan tampak pada kebiasaan yang mereka lakukan, seperti yang Rosululloh sebutkan yaitu apabila dia berkata didasari kebohongan, secara sengaja ataupun tidak karena ini merujuk kepada kebiasaannya, begitu pula apabila seorang da’i menjawab suatu pertanyaan namun memberikan jawaban yang tidak benar atau bohong dengan maksud untuk menyenangkan si penanya, hal itu sudah masuk dalam kategori seorang munafik, oleh karena itu kebohongan adalah sesuatu yang harus dibenci dan dijauhi oleh orang-orang yang beriman.
Yang kedua, apabila dia berjanji dia pulalah yang mengingkari, karena perjanjian didalam islam adalah merupakan hal yang harus dilaksanakan walau dalam keadaan sempit apapun, terlebihnya jika perjanjian itu memiliki waktu yang lapang untuk dilaksanakan, namun apabila perjanjian itu tidak dilakukan, dengan sengaja mengingkarinya maka orang tersebut akan langsung masuk dalam kategori seorang munafik. Solusinya apabila kita memiliki janji yang mungkin tak bisa kita tepati, hendaklah kita mengatakan “Insyaalloh”.
Yang ketiga ialah apabila diberi amanah dia akan berkhianat. Khianat merupakan sesuatu yang sangat dibenci oleh Alloh, sebagamana yang tertulis dalam Al-Qur’an.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” ((Al-Anfal: 27)).
Wallohu A’lam Bis Showwab.
Penulis : Ustadz A. Muslim Nurdin, S.Pd (Mudir Pesantren MAQI)