Bekal Menuju Husnul Khatimah
Khutbah Pertama
الحمد لله الذي كتب الموت على عباده ليبلوهم أيهم أحسن عملاً، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah ﷻ dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena hanya dengan ketakwaan kita akan mendapatkan keselamatan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Tema khutbah kita hari ini adalah “Bekal Menuju Husnul Khatimah.”
Setiap manusia pasti akan menghadapi kematian. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan dan di mana ia akan menemui ajalnya. Allah ﷻ berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Setiap jiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kami kamu dikembalikan.” (Al-Anbiya: 35)
Kematian adalah kepastian, tetapi cara seseorang menghadapinya berbeda. Ada yang meninggal dalam keadaan baik (husnul khatimah), dan ada pula yang meninggal dalam keadaan buruk (su’ul khatimah).
Husnul Khatimah: Kematian Terindah bagi Orang Beriman
Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits shahih riwayat Abdullah bin Umar رضي الله عنهما:
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قِيلَ: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ؟ قَالَ: يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ
“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Dia mempekerjakannya.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana Allah mempekerjakannya?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Allah memberinya taufik untuk beramal shalih sebelum ia meninggal.” (HR. Ahmad, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Inilah ciri orang yang akan meraih husnul khatimah: hatinya selalu terhubung dengan amal shalih, lisannya basah dengan dzikir, dan hidupnya dipenuhi ketakwaan.
Bekal Menuju Husnul Khatimah
-
Iman yang kokoh
-
Menjaga tauhid dan menjauhkan diri dari syirik, karena kematian yang membawa tauhid adalah keselamatan yang sejati.
-
Allah ﷻ berfirman:
مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآتٍ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Barang siapa mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu yang dijanjikan Allah itu pasti datang, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-‘Ankabut: 5)
-
-
Istiqamah dalam ketaatan
-
Rasulullah ﷺ bersabda kepada sahabat Sufyan bin Abdullah رضي الله عنه:
قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
“Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)
-
Istiqamah menjadikan amal ibadah terus berkesinambungan hingga akhir hayat.
-
-
Menjaga lisan dan hati
-
Nabi ﷺ bersabda dalam hadits shahih riwayat Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa yang akhir ucapannya adalah ‘Lā ilāha illallāh’, maka ia akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
-
Karena itu, biasakan lisan berdzikir dan hati selalu ingat kepada Allah ﷻ.
-
Penutup Khutbah Pertama
Ma’asyiral muslimin,
Kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput, maka persiapkanlah diri dengan amal shalih, taubat yang tulus, dan hati yang ikhlas. Siapa yang hidup di atas ketaatan, insyaAllah ia akan mati di atas ketaatan pula.
أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب وخطيئة، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
Khutbah Kedua
الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، ولا عدوان إلا على الظالمين. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.
Jamaah Jum’at rahimakumullah,
Kematian adalah pintu menuju kehidupan abadi. Maka beruntunglah orang yang mempersiapkan dirinya dengan amal shalih. Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits shahih riwayat Abu Hurairah رضي الله عنه:
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سَبْعًا، هَلْ تَنْتَظِرُونَ إِلَّا فَقْرًا مُنْسِيًا، أَوْ غِنًى مُطْغِيًا، أَوْ مَرَضًا مُفْسِدًا، أَوْ هَرَمًا مُفَنِّدًا، أَوْ مَوْتًا مُجْهِزًا، أَوِ الدَّجَّالَ فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ، أَوِ السَّاعَةَ فَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ
“Bersegeralah kalian beramal sebelum datang tujuh hal: kefakiran yang melalaikan, kekayaan yang menipu, penyakit yang merusak, usia tua yang melemahkan, kematian yang mendadak, kedatangan Dajjal—makhluk jahat yang ditunggu-tunggu, atau datangnya kiamat yang lebih dahsyat dan lebih pahit.” (HR. Tirmidzi, shahih menurut Al-Albani)
Maka bersegeralah memperbaiki diri sebelum penyesalan tak berguna. Mohonlah kepada Allah ﷻ agar ditetapkan dalam keimanan hingga akhir hayat.
اللهم اجعل خير أعمالنا خواتيمها، وخير أيامنا يوم نلقاك، اللهم ثبتنا على الإيمان حتى الممات، واغفر لنا ولوالدينا ولجميع المسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات.
عباد الله،
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (An-Nahl: 90)
فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


