Al-Quran

Banyaknya Jalan Kebaikan

Banyaknya Jalan Kebaikan

Ada beberapa alasan manusia tidak mau melakukan amal kebaikan, satu di antaranya adalah adanya perasaan tidak yakin terhadap segala bentuk amal kebaikan yang telah dilakukan akan mendapatkan pahala, sebagaimana manusia yang melakukan keburukan dan kejahatan tidak yakin akan datangnya siksa dan azab atas segala yang telah dilakukan.

Padahal Allah subhanahu wata’ala telah berjanji dan memberi jaminan kepastian atas segala kebaikan ataupun keburukan akan mendapatkan ganjarannya walaupun sekecil biji-bijian, sebagaimana yang difirmankan dalam surat al-Zalzalah ayat 7-8 :

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ

“Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya dan Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya”.

Kedua ayat tersebut memberikan dorangan kepada setiap manusia yang meyakini akan keberadaan Allah subhanahu wata’ala sebagai tuhan semesta alam untuk menjauhi segala keburukan, kejahatan dan yang semisal walaupun sekecil apapun karena pasti dia akan mendapati balasannya dan memberikan dorongan untuk melakukan segala kebiakan sesuai dengan ketetapan syari’at walaupun sekecil molekul ataupun partikel karena pasti dia akan mendapatkan balasannya.

Dalam melakukan amal kebaikan, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan jalan yang beragam dan berbagai tingkatan. Satu diantara contohnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang bersumber dari Abu dzar Jundub bin Junadah, dia pernah bertanya kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallama “amalan apakah yang paling utama? Rasulullah menjawab ‘iman kepada Allah dan berjihad untuk membela agama-Nya’ kemudia bertanya lagi ‘seperti apakah hamba sahaya yang paling utama?’ Rasulullah menjawab ‘hamba sahaya yang dipandang indah bagi pemiliknya serta termahal harganya’ kemudia dia bertanya lagi ‘jika saya tidak dapat melakukan hal tersebut?’ Rasulullah menjawab ‘hendaknnya engkau membantu kepada seorang pekerja atau engkau mengerjakan sesuatu untuk seseorang yang kurang padai bekerja’ Abu dzar berkata ‘Ya Rasullah buakankah engkau tau jika saya lemah sekali dalam Sebagian pekerjaan’ maka Rasulullah menjawab ‘hendaknya engkau menahan diri jangan sampai melakukan kejahatan kepada orang lain karena sesungguhnya hal itu merupakan sedekah darimu untuk dirimu sendiri”

Dalam atsar tersebut terdapan dorongan bagi manusia untuk melakukan kebaikan, walaupun dengan tingkatan yang paling bawah sebagaimana dalam atsar tersebut dengan tinggkatan yang paling akhhir adalah menahan diri agar tidak melakukan kejahatan kepada orang lain. Disini terdapat keinginan Allah subhanahu wa ta’ala agar senantiasa memiliki dorongan dan keinginan yang kuat dalam melakukan amal kebaikan sehingga dengan amal kebaikan tersebut menjadi wasilah masuknya manusia kedalam surga.

Penulis : Ustadz Wildan Risalat (Mudir Pesantren MAQI)

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Hubungi Kami
Admin Pesantren MAQI
Assalamu'alaikum
Adakah yang bisa kami bantu?
Advertisment ad adsense adlogger