Keadaan Jazirah Arab Sebelum Islam
Pendahuluan
Jazirah Arab adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad ﷺ sekaligus pusat turunnya wahyu Allah ﷻ. Namun, sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab hidup dalam kegelapan akidah, moral, dan sosial. Masa itu dikenal sebagai zaman Jahiliyyah, yaitu masa di mana manusia jauh dari petunjuk Allah ﷻ.
Keadaan Aqidah: Syirik dan Penyembahan Berhala
Bangsa Arab saat itu menyimpang dari ajaran tauhid Nabi Ibrahim عليه السلام. Ka’bah yang dahulu dibangun untuk menyembah Allah ﷻ justru dipenuhi ratusan berhala. Mereka memohon kepada patung, batu, dan pohon yang mereka anggap bisa memberi syafaat.
Allah ﷻ berfirman:
وَيَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُوْلُوْنَ هٰٓؤُلَآءِ شُفَعٰٓؤُنَا عِنْدَ اللّٰهِ
“Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan mudarat dan tidak pula manfaat bagi mereka, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah.’” (Yunus: 18)
Selain Arab, agama Yahudi dan Nasrani juga telah mengalami penyimpangan. Mereka merubah kitab suci, menambah dan mengurangi ajaran para nabi, sehingga dunia semakin jauh dari kebenaran.
Keadaan Sosial: Perpecahan dan Ketidakadilan
Masyarakat Arab hidup dalam sistem kabilah yang penuh dengan permusuhan. Perang antar kabilah terjadi hanya karena persoalan kecil, dan dendam diwariskan turun-temurun.
Kedudukan perempuan sangat rendah. Mereka tidak dihargai, bahkan sebagian kabilah mengubur anak perempuan hidup-hidup karena dianggap membawa aib.
Allah ﷻ berfirman:
وَاِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْاُنْثٰى ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌۙ يَتَوَارٰى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوْٓءِ مَا بُشِّرَ بِهٖۗ اَيُمْسِكُهٗ عَلٰى هُوْنٍ اَمْ يَدُسُّهٗ فِى التُّرَابِۗ اَلَا سَآءَ مَا يَحْكُمُوْنَ
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam menahan sedih. Ia bersembunyi dari orang banyak karena buruknya kabar yang disampaikan kepadanya, apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan atau menguburkannya ke dalam tanah? Ingatlah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An-Nahl: 58-59)
Keadaan Politik: Tidak Ada Otoritas Pusat
Jazirah Arab tidak memiliki pemerintahan pusat. Mereka hidup dalam sistem kabilah dengan pemimpin lokal masing-masing. Hal ini membuat mereka mudah diadu domba dan sering terjebak dalam perang antar suku.
Di luar Jazirah Arab, dunia dikuasai dua kekuatan besar: Romawi dan Persia. Namun keduanya dipenuhi dengan penyimpangan aqidah, penindasan, dan kerusakan moral.
Keadaan Ekonomi: Ketidakadilan dan Riba
Perdagangan adalah aktivitas utama di Mekkah dan sekitarnya. Namun praktik ekonomi penuh dengan kecurangan, riba, dan penindasan terhadap kaum miskin.
Allah ﷻ berfirman:
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۙ وَإِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَ
“Celakalah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (Al-Muthaffifin: 1-3)
Penutup
Keadaan Jazirah Arab sebelum Islam penuh dengan penyimpangan aqidah, ketidakadilan sosial, perpecahan politik, dan ketidakadilan ekonomi. Di saat dunia diliputi kegelapan inilah, Allah ﷻ mengutus Nabi Muhammad ﷺ untuk membawa risalah tauhid, menegakkan keadilan, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


