Sirah

Abu Bakar As Shiddiq (2)

Pendirian Abu Bakar As Shiddiq

Satu: Seorang yang meproklamirkan keimanannya

Abu Bakar As Shiddiq seorang shahabat yang luar biasa, tatkalah kebanyakan dari para shahabat Nabi menyembunyikan keimanannya hingga Allah kokohkan agama yang diridhoi bagi mereka, Abu Bakar berdiri dalam tantangan yang tidak dimiliki oleh orang lain dengan memproklamirkan imannya meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya.

Dikisahkan dari Ali bin Abi Thalib : “Aku telah melihat Rasulullah Shallalahu alaihi wasallam dan ia dikelilingi orang quraisy. Dimana seorang menghadangnya dan satunya menariknya dari tempatnya, dan mereka berkata: “Kamukah yang membuat Tuhan-tuhan itu menjadi Esa?” Ali pun berujar: “Demi Allah, tidak ada seorangpun dari kami yang mendekat kecuali Abu Bakar, dia pukul si ini, dan ia tarik satunya. Dan ia berkata :

أَتَقۡتُلُونَ رَجُلًا أَن يَقُولَ رَبِّيَ ٱللَّهُ

“Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhanku ialah Allah” (QS. Ghafir 28)

Saat itu Ali mengangkat kain selendang yang dipakai Rasul. Lalu ia menangis sampai membasahi janggutnya dan berkata: “Demi Allah, apakah keluarga Fir’aun yang beriman itu lebih baik ataukah Abu Bakar?”. Terdiamlah hadirin yang bersama Ali. “Demi Allah, sesaatnya dari seorang Abu Bakar lebih baik dari beribut saat seperti keluarga Fir’aun yang beriman. Keluarga Fir’aun menyembunyikan imannya, dan Abu bakar menyatakan imannya”.

Dua: Hari Perang Badar

Diriwayatkan bahwa dahulu Abdurrahman bin Abu Bakar bersama kaum musyrikin di Hari Badar. Tatkala ia masuk Islam ia cerita pada ayahnya: “Engkau telah mengincar saya di hari Badar, lalu aku menjauh darimu, dan tidak membunuhmu.” Lalu ayahnya membalas: “Tapi kalau kamu mengincar aku, aku tidak akan lari menjauh.”

Sehingga Nabi pun memuji keimanan Abu Bakar dalam sabdanya: “Demi Allah, tidak beriman seorang dari kalian sampai Aku lebih dicintai dari dirinya, anak-anaknya, keluarganya, dan orang semuanya.”

Tiga: Hari wafatnya Nabi Shallalahu alaihi wasallam

Tatkala Nabi Shallahu alaihi wasallam wafat, Umar mengumpulkan orang-orang dan menceramahi mereka. Dikala Abu Bakar melihat Umar seperti itu, ia menyuruh Umar duduk, Umar pun enggan duduk. “Duduk hai Umar, dan saksikanlah!” Lalu Abu Bakar berceramah: “Amma Ba’du, barang siapa diantara kalian menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad telah wafat. Dan Barangsiapa yang menyembah Allah, maka Allah Maha Hidup dan tidak mati. Dan ia membacakan ayat:

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٞ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِ ٱلرُّسُلُۚ أَفَإِيْن مَّاتَ أَوۡ قُتِلَ ٱنقَلَبۡتُمۡ عَلَىٰٓ أَعۡقَٰبِكُمۡۚ وَمَن يَنقَلِبۡ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِ فَلَن يَضُرَّ ٱللَّهَ شَيۡ‍ٔٗاۗ وَسَيَجۡزِي ٱللَّهُ ٱلشَّٰكِرِينَ

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Al-Imron : 144)

Ibnu Abbas melanjutkana cerita: “Demi Allah, seakan orang-orang tidak mengetahui ayat ini telah Allah turunkan sampai Abu Bakar yang membacakannya. Maka orang-orang pun mengambil ayat ini, sehingga tidak aku dengar dari mereka kecuali membacakan ayat ini.”

Penulis : Ustadz M. Ramdhan El-Hakim (Staff Pengajar Pesantren MAQI)

 

 

 

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.