Keutamaan Tauhid & Bahaya Syirik
Teks Hadits
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ؟» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: «الشِّرْكُ الْخَفِيُّ، أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ فَيُزَيِّنَ صَلَاتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ» (رواه أحمد)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri رضي الله عنه ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih aku khawatirkan atas kalian daripada Al-Masih Ad-Dajjal?” Mereka menjawab: “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Syirik yang tersembunyi, yaitu seseorang berdiri melaksanakan shalat lalu ia memperindah shalatnya karena melihat ada orang yang memperhatikannya.” (HR. Ahmad)
Pendahuluan
Tauhid adalah inti ajaran Islam dan pondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Allah ﷻ mengutus para rasul untuk menegakkan tauhid serta memperingatkan manusia dari segala bentuk syirik. Bahaya syirik begitu besar, hingga Rasulullah ﷺ memperingatkan umatnya bahwa syirik bisa tersembunyi, bahkan lebih halus daripada jejak semut.
Keutamaan Tauhid
Tauhid Sebagai Hak Allah
Tauhid adalah hak Allah ﷻ atas para hamba. Rasulullah ﷺ bersabda:
حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَلَّا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا (رواه البخاري ومسلم)
“Hak Allah atas hamba-Nya adalah agar mereka beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan hak hamba atas Allah adalah Dia tidak akan mengazab orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (HR. Bukhari-Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa tauhid merupakan jalan keselamatan dan syarat utama masuk surga.
Tauhid Sebagai Kunci Surga
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ (رواه مسلم)
“Barangsiapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Allah, maka ia akan masuk surga.” (HR. Muslim)
Keutamaan ini menjadi dorongan besar bagi setiap Muslim untuk memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah ﷻ.
Bahaya Syirik
Syirik Lebih Halus dari Jejak Semut
Dalam hadits di atas, Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa syirik tidak selalu tampak jelas. Riyaa’, yaitu beribadah agar dilihat manusia, termasuk syirik kecil yang bisa merusak keikhlasan.
Allah ﷻ berfirman:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا (الكهف: 110)
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia beramal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya.” (Al-Kahf: 110)
Ayat ini memperingatkan agar setiap amal dilakukan dengan ikhlas hanya untuk Allah ﷻ.
Syirik Tidak Akan Diampuni Jika Dibawa Hingga Mati
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّ اللهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ (النساء: 48)
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki.” (An-Nisa: 48)
Ayat ini menunjukkan betapa berbahayanya syirik, sehingga seorang Muslim wajib berhati-hati dari segala bentuknya, baik syirik besar maupun kecil.
Penutup
Tauhid adalah dasar keselamatan dan keberuntungan seorang hamba, sementara syirik adalah dosa terbesar yang dapat menghapus semua amal kebaikan. Karena itu, seorang Muslim harus senantiasa menjaga keikhlasan ibadahnya, menjauhi riyaa’, serta memurnikan semua amal hanya untuk Allah ﷻ.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


