Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Al-Qur’an
Teks Hadits
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» (رواه البخاري)
Dari ‘Utsman bin ‘Affan رضي الله عنه ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Pendahuluan
Al-Qur’an adalah kalamullah yang menjadi pedoman hidup bagi setiap Muslim. Ia adalah cahaya yang menerangi hati, penuntun kehidupan, dan pembeda antara kebenaran dan kebatilan. Karena itu, orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an memiliki kedudukan yang sangat mulia di sisi Allah ﷻ.
Keutamaan Belajar Al-Qur’an
1. Menjadi Hamba yang Terbaik di Sisi Allah ﷻ
Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa kemuliaan seorang Muslim tidak diukur dari hartanya, tetapi dari kedekatannya dengan Al-Qur’an — belajar, memahami, dan mengajarkannya. Orang yang mempelajari Al-Qur’an berarti sedang berinteraksi langsung dengan kalamullah dan menghidupkan hatinya dengan petunjuk Ilahi.
Allah ﷻ berfirman:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” (Shaad: 29)
Belajar Al-Qur’an bukan sekadar membaca, tetapi juga memahami dan mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjadi Sebab Turunnya Rahmat dan Ketenangan
Rasulullah ﷺ bersabda:
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ (رواه مسلم)
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, membaca Kitab Allah dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan keutamaan besar majelis Al-Qur’an — tempat di mana Allah ﷻ menurunkan rahmat dan sakinah kepada para penuntut ilmu.
Keutamaan Mengajarkan Al-Qur’an
1. Amal Jariyah yang Tak Terputus
Mengajarkan Al-Qur’an adalah amal yang pahalanya terus mengalir meskipun pengajarnya telah meninggal dunia. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاَثَةٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ (رواه مسلم)
“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Mengajarkan Al-Qur’an termasuk dalam kategori ilmu yang bermanfaat, karena setiap huruf yang dibaca oleh muridnya menjadi pahala bagi gurunya.
2. Mendapat Derajat yang Tinggi di Surga
Rasulullah ﷺ bersabda:
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ وَارْتَقِ، وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا (رواه أبو داود والترمذي وصححه الألباني)
“Akan dikatakan kepada orang yang membaca Al-Qur’an: Bacalah dan naiklah, serta tartilkan sebagaimana engkau membacanya di dunia, karena kedudukanmu (di surga) sesuai dengan ayat terakhir yang engkau baca.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, shahih menurut Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bahwa para penghafal, pembaca, dan pengajar Al-Qur’an akan mendapatkan derajat yang tinggi di surga sesuai kadar interaksi mereka dengan Al-Qur’an.
Penutup
Mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an adalah amalan yang membawa keberkahan besar di dunia dan akhirat. Ia bukan hanya memperbaiki hati dan akhlak, tetapi juga menjadi jalan menuju kemuliaan di sisi Allah ﷻ. Barang siapa yang menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabat hidupnya, maka ia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka selama-lamanya.
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


