Hadits

Berharap Kepada Allah: Wujud Ketundukan dan Keimanan yang Hakiki

Berharap Kepada Allah: Wujud Ketundukan dan Keimanan yang Hakiki

Dalam kehidupan yang penuh dengan ujian dan ketidakpastian, manusia cenderung menggantungkan harapan kepada berbagai hal — kekayaan, jabatan, orang lain, bahkan pada diri sendiri. Namun, sebagai seorang Muslim, tempat berharap yang paling utama dan hakiki hanyalah kepada Allah SWT. Berharap kepada Allah bukan sekadar sikap pasif menunggu pertolongan, tetapi merupakan bentuk ibadah dan ketundukan yang menunjukkan keyakinan total akan kekuasaan dan rahmat-Nya.

Makna Berharap Kepada Allah : Berharap atau raja’ dalam istilah Islam berarti menggantungkan harapan yang baik kepada Allah, mengharapkan ampunan, pertolongan, dan kebaikan dari-Nya. Harapan ini dilandasi oleh keimanan yang kuat bahwa hanya Allah yang mampu memberikan segala sesuatu, karena Dialah Pemilik segala takdir dan kekuasaan.

  • Dalil Al-Qur’an Tentang Berharap kepada Allah

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk selalu berharap kepada-Nya dalam setiap keadaan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًاۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ ۝٥٣

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53)

Ayat ini menunjukkan bahwa sebesar apa pun kesalahan seorang hamba, selama ia kembali dan berharap kepada Allah, maka pintu ampunan-Nya selalu terbuka. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah yang luar biasa, yang tidak bisa dibandingkan dengan kasih makhluk mana pun.

  • Hadis Nabi Tentang Berharap Kepada Allah

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى فَليَظُنَّ عَبْدِى مَا شَاءَ

Allah Ta’ala berfirman: ‘Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berharap kepada-Ku, maka Aku akan memberikan harapannya(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini memperkuat makna bahwa Allah memperlakukan hamba-Nya sesuai dengan apa yang mereka sangkakan. Jika seseorang bersangka baik dan berharap kepada Allah, maka Allah tidak akan mengecewakannya.

  • Pentingnya Berharap Disertai Amal

Berharap kepada Allah tidak berarti pasrah tanpa usaha. Seorang Muslim yang sejati akan menggabungkan antara raja’ (harapan), khauf (takut), dan amal shalih. Harapan yang tidak disertai usaha bisa menjadi angan-angan kosong, sementara amal tanpa harapan bisa berubah menjadi rutinitas tanpa ruh.

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ۝٢١٨

Dan orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah serta berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 218)

Ayat ini menunjukkan bahwa mereka yang sungguh-sungguh beriman dan berjuang di jalan Allah adalah yang pantas mengharapkan rahmat-Nya.

Berharap kepada Allah adalah sumber kekuatan batin seorang Muslim. Di tengah kesulitan dan kekecewaan hidup, harapan kepada Allah adalah cahaya yang tidak pernah padam. Ia menenangkan hati, menumbuhkan optimisme, dan menjadikan seseorang lebih dekat kepada Rabb-nya. Maka jangan pernah putus asa, karena selama kita masih menggantungkan harapan kepada Allah, kita tidak akan pernah sendirian.

Penulis : Syahidan Mukri (Staff Pengurus Pesantren MAQI)

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Advertisment ad adsense adlogger