Shalat-shalat Sunnah
Pengertian Shalat Sunnah
Shalat sunnah adalah shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan selain shalat fardhu. Shalat ini menjadi penyempurna kekurangan dalam shalat wajib serta sarana mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Meskipun tidak wajib, shalat sunnah memiliki keutamaan besar dan sangat ditekankan oleh Rasulullah ﷺ.
Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ، فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ ﷻ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الْفَرِيضَةِ
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Jika shalatnya rusak, maka rusaklah seluruh amalnya. Jika terdapat kekurangan pada shalat fardhunya, Allah ﷻ berfirman: ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah kekurangan shalat fardhunya dengannya.’” (HR. Abu Dawud no. 864, At-Tirmidzi no. 413, dishahihkan Al-Albani)
Macam-Macam Shalat Sunnah
Shalat sunnah sangat beragam, baik yang terikat waktu tertentu maupun yang dilakukan secara bebas sesuai kemampuan.
Shalat Sunnah yang Ditekankan
1. Shalat Tahajud
Shalat malam yang dikerjakan setelah tidur dan sebelum Subuh. Ini termasuk shalat sunnah yang paling utama.
Allah ﷻ berfirman:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah sebagai ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isra’: 79)
Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه:
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163)
2. Shalat Dhuha
Shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari telah naik setinggi tombak hingga menjelang Zhuhur.
Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Abu Dzar رضي الله عنه:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ… وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Setiap persendian salah seorang di antara kalian wajib disedekahi… dan semua itu dapat dicukupi dengan dua rakaat shalat Dhuha.” (HR. Muslim no. 720)
3. Shalat Witir
Shalat sunnah penutup shalat malam yang jumlah rakaatnya ganjil.
Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه:
يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ أَوْتِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ
“Wahai Ahlu Al-Qur’an, laksanakanlah shalat witir, karena Allah itu Maha Esa dan menyukai yang ganjil.” (HR. Abu Dawud no. 1416, At-Tirmidzi no. 453, dishahihkan Al-Albani)
Shalat Sunnah yang Berkaitan dengan Sebab Tertentu
1. Shalat Istikharah
Shalat sunnah untuk memohon petunjuk Allah ﷻ ketika menghadapi pilihan penting.
Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Jabir bin Abdullah رضي الله عنهما:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ
“Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada kami shalat istikharah dalam semua urusan sebagaimana beliau mengajarkan satu surat dari Al-Qur’an.” (HR. Al-Bukhari no. 1166)
2. Shalat Tahiyyatul Masjid
Shalat sunnah dua rakaat ketika masuk masjid sebelum duduk.
Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Abu Qatadah رضي الله عنه:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ
“Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah ia duduk sebelum shalat dua rakaat.” (HR. Al-Bukhari no. 444 dan Muslim no. 714)
3. Shalat Taubat
Shalat sunnah yang dikerjakan setelah melakukan dosa sebagai bentuk taubat kepada Allah ﷻ.
Rasulullah ﷺ bersabda dari sahabat Abu Bakr Ash-Shiddiq رضي الله عنه:
مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَتَطَهَّرُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ
“Tidaklah seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci, lalu shalat dua rakaat dan memohon ampun kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuninya.” (HR. Abu Dawud no. 1521 dan At-Tirmidzi no. 406, dishahihkan Al-Albani)
Keutamaan Shalat Sunnah
-
Menyempurnakan kekurangan dalam shalat wajib.
-
Menjadi sebab dicintainya seorang hamba oleh Allah ﷻ.
-
Meninggikan derajat dan menghapus dosa.
-
Menumbuhkan kedekatan dan ketenangan hati.
Allah ﷻ berfirman dalam hadits qudsi yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه:
وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
“Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya.” (HR. Al-Bukhari no. 6502)
Hikmah Disyariatkannya Shalat Sunnah
-
-
Memberikan kesempatan bagi umat untuk menambah pahala.
-
Menjadi latihan kekhusyukan dan keikhlasan dalam ibadah.
-
Menjaga kontinuitas hubungan hamba dengan Allah ﷻ.
-
Menunjukkan keluasan dan kemudahan syariat Islam.
-
Penulis : Ustadz Kurnia Lirahmat, B.A., Lc
![]() |
|


