Tanda-Tanda I‘rāb
Pengantar
Dalam ilmu nahwu, salah satu pembahasan penting adalah tanda-tanda i‘rāb (علامات الإعراب). I‘rāb menunjukkan posisi suatu kata dalam kalimat melalui perubahan harakat akhirnya. Dengan memahami tanda-tanda i‘rāb, seseorang dapat mengetahui apakah suatu kata berfungsi sebagai mubtada’, khabar, fa‘il, maf‘ul bih, dan seterusnya.
Pengertian I‘rāb
Secara istilah, i‘rāb berarti perubahan akhir kata dalam bahasa Arab karena adanya ‘āmil (faktor pengaruh dalam kalimat), baik secara lafazh maupun takdir. Tujuannya adalah untuk menunjukkan fungsi dan makna kata dalam kalimat.
Contoh:
-
زيدٌ قائمٌ (Zaid berdiri) – Zaidun marfū‘ dengan ḍammah.
-
رأيتُ زيدًا (Aku melihat Zaid) – Zaidan manṣūb dengan fatḥah.
-
مررتُ بزيدٍ (Aku melewati Zaid) – Zaidin majrūr dengan kasrah.
Pembagian Tanda-Tanda I‘rāb
Tanda i‘rāb terbagi menjadi tanda asli dan tanda cabang (far‘iyyah).
1. Tanda Asli I‘rāb
a. Rafa‘ (رفع)
Tanda asli bagi rafa‘ adalah ḍammah ( ُ ).
Contoh:
جاءَ زيدٌ Telah datang Zaid
Kata زيدٌ marfū‘ dengan ḍammah karena menjadi fa‘il.
b. Naṣb (نصب)
Tanda asli bagi naṣb adalah fatḥah ( َ ).
Contoh:
رأيتُ زيدًا Aku melihat Zaid
Kata زيدًا manṣūb dengan fatḥah karena menjadi maf‘ul bih.
c. Jarr (جرّ)
Tanda asli bagi jarr adalah kasrah ( ِ ).
Contoh:
مررتُ بزيدٍ Aku melewati Zaid
Kata زيدٍ majrūr dengan kasrah karena didahului huruf jar.
d. Jazm (جزم)
Tanda asli bagi jazm adalah sukun ( ْ ).
Contoh:
لَمْ يَذْهَبْ Ia tidak pergi
Kata يذهبْ majzūm dengan sukun karena didahului huruf jazm lam.
2. Tanda Far‘iyyah (Cabang) I‘rāb
Tanda cabang digunakan pada kondisi tertentu, ketika tanda asli tidak bisa diterapkan.
a. Rafa‘ dengan Wāw
Digunakan pada:
-
Jamak mudzakkar sālim → contoh: المسلمونَ marfū‘ dengan wāw.
-
Asma’ khamsah → contoh: أبوك marfū‘ dengan wāw.
b. Naṣb dengan Alif
Digunakan pada:
-
Asma’ khamsah → contoh: رأيتُ أباك manṣūb dengan alif.
c. Naṣb dengan Yā’
Digunakan pada:
-
Jamak mudzakkar sālim → رأيتُ المسلمينَ.
-
Asma’ khamsah → إنَّ أباك كريمٌ.
d. Jarr dengan Yā’
Digunakan pada:
-
Jamak mudzakkar sālim → سلمتُ على المسلمينَ.
-
Asma’ khamsah → مررتُ بأبيك.
e. Rafa‘ dengan Alif (khusus isim tatsniyah)
Contoh: جاءَ رجلانِ Dua orang laki-laki datang.
f. Naṣb dan Jarr dengan Yā’ (khusus isim tatsniyah)
Contoh: رأيتُ رجلينِ، مررتُ برجلينِ.
Dalil tentang Ketelitian Bahasa Arab
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menjadikannya Al-Qur’an dengan bahasa Arab agar kamu memahaminya.” (Az-Zukhruf: 3)
Perubahan harakat dan tanda-tanda i‘rāb dalam bahasa Arab adalah bagian dari keindahan dan ketelitian bahasa wahyu yang harus dipahami dengan ilmu.
Atsar Ulama
Imam Sibawaih رحمه الله berkata dalam Al-Kitāb:
الإعراب فرع المعنى، به يُفرَّق بين الفاعل والمفعول وسائر الأسماء
“I‘rāb adalah cabang dari makna; dengannya dibedakan antara fa‘il, maf‘ul, dan berbagai kedudukan isim lainnya.”
Dengan i‘rāb, bahasa Arab menjadi bahasa yang sangat presisi dan kaya makna.
Kesimpulan
Tanda-tanda i‘rāb terdiri dari tanda asli (ḍammah, fatḥah, kasrah, sukun) dan tanda cabang (wāw, yā’, alif). Pemahaman terhadap tanda-tanda ini sangat penting dalam membaca Al-Qur’an dan memahami kaidah nahwu, karena setiap perubahan harakat menunjukkan perbedaan fungsi kata dalam kalimat.

